skip to main | skip to sidebar

Pages

Minggu, 19 Desember 2010

M. Arsyad: Arsitek PLTMH dari Patanyamang


Meski tak lulus SD, tapi dia layak disebut sebagai "arsitek" PLTMH di Desa Patanyamang.

Penampilannya bersahaja. Sedikit bicara, banyak menundukkan kepala. Namun dia penuh ide dan rajin bekerja. Dia bekerja dalam diam dan selalu serius mengerjakannya. Wajar saja bila dia berhasil menciptakan beberapa alat, termasuk pada 1993, sesuatu yang cukup fenomenal lahir dari tangan warga dusun Mangngai, Patanyamang, Kec. Camba, Maros, Sulsel, ini: pembangkit listrik dari kincir air yang digerakkan dinamo. Dialah M. Arsyad (43 Th). "Waktu itu, kincir ini bisa menerangi 24 rumah di dusun ini," ujar Arsyad dengan suara lirih, sambil terus menundukkan kepala.

Tentu saja, kabar bangkitnya listrik di dusun itu menjadi buah bibir di warga desa. Betapa tidak, desa itu belum mendapatkan listrik sejak Indonesia merdeka. Jadi, mendapatkan penerangan dari listrik ibarat "mengenyam" surga bagi warga disana. Nama Arsyad pun mulai dikenal. Namanya kian terkenal setelah Pembangkit Listrik tenaga Mikrohidro (PLTMH) beroperasi pada 17 Ramadhan 2004 dan menerangi 300 rumah.

Boleh dibilang, dialah "arsitek" dari PLTMH yang dibangun dengan dukungan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan, yang kala itu masih bernama Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Berkat temuan Arsyad pada 1993 itulah, warga desa semakin yakin bahwa mereka pasti bisa mengenyam listrik dari sumber air yang melimpah di desa. Hingga PLTMH itu benar-benar terwujud setelah didanai PPK TA 2003, dengan dana Rp 210 juta. Disini pula kontribusi Arsyad sangat besar dan tak dapat dilupakan.

Pria yang pernah merantau ke Kalimantan Timur selama 10 tahun itu merupakan salah seorang yang menuntaskan pekerjaan pembangunan PLTMH di Patanyaman, hingga listrik pun mengalir ke rumah-rumah penduduk sapai saat ini. Sebuah hasil yang mengagumkan dari seorang warga desa yang hanya mengenyam pendidikan kelas 3 SD dan tak pernah melihat rumus-rumus teknis. "Saya tidak tahu rumus, hanya pengalaman dari coba-coba sendiri," ungkapnya.

Ilmu teknis yang dimilikinya lebih banyak diperoleh dari melihat orang dan kemudian mencobanya sendiri. Dia pernah bekerja pada industri perkayuan, operator mesin penggilingan padi dan sesekali bekerja di bengkel. Pada saat bekerja dibengkel itu, Arsyad berhasil menciptakan mesin penghisap pasir. Sebuah prestasi yang luar biasa. Bukan hanya itu, dia juga menciptakan teknologi sederhana yang diberi nama "tangan besi" untuk memudahkan mengambil sarang burung walet, ketika dia bekerja di perusahaan yang mengelola sarang burung walet. "Awalnya hanya lihat," paparnya.

Puas merantau, pada 1993 Arsyad pun pulang kampung. Selain membantu orangtua bercocok tanam, dia tak henti-henti bereksperimen dari apa yang pelajari dan dilihatnya di perantauan. Hingga pada tahun itu pula, dia menciptakan pembangkit listrik tenaga kincir air. Kincir yang hanya terbuat dari kayu yang diperoleh di desa, dengan memanfaatkan dinamo pemberian salah satu warga. Namun dari kincir itu, listrik pun mengalir dan mampu menerangi 24 rumah di dusunnya.

Tak heran bila warga sangat percaya dengan kemampuan Arsyad. Dengan kemampuannya itu, warga desa mendapuknya sebagai operator turbin PLTMH yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan, melalui PPK TA 2003. Dia tak menyia-nyiakan kepercayaan warga, meski tak mendapatkan gaji. "Ini kepercayaan. Setiap hari saya pergi mengecek turbin apakah ada gangguan atau tidak. Ini dilakukan agar listrik tidak ada ganguan dan tetap menyala," ungkapnya.

Secara tidak langsung, warga desa Patanyamang memang sangat menggantungkan harapan pada Arsyad, agar mereka dapat terus menikmati listrik. Di tengah-tengah Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3) Unit Pengelola Turbin (UPT) Patanyamang pun kepiawaian Arsyad sangat dibutuhkan. Berkat kerjasama dan pola kerja yang baik, TP3 UPT tersebut menerima Anugerah SiKOMPAK 2010 untuk ketagori TP3 Terbaik Nasional.

Anugerah SiKOMPAK merupakan apreasiasi tertinggi dari Kementrian Dalam Negeri kepada insan pemberdayaan masyarakat yang memiliki dedikasi tinggi dalam memberdayakan masyarakat dan menunjukkan kinerja terbaik di bidangnya, mulai dari tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Nasional. Anugerah SiKOMPAK 2010 diberikan untuk tiga kategori, yakni UPK, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan TP3 Terbaik. Anugerah tersebut telah diberikan oleh masing-masing wakil pada 24 Maret 2010, di Jakarta, oleh Menteri Dalam Negeri, disaksikan Presiden RI.

Dan untuk Arsyad, berkat kerja keras dan dedikasinya terhadap desanya, Pemerintahan Desa Patanyamang telah menghadiahkan sebuah sepeda motor untuk menunjang aktivitas Arsyad sebagai operator turbin. Semoga banyak Arsyad-Arsyad yang lain di lokasi PNPM Mandiri Perdesaan ini.

Sumber: Surya Darma, FasKab. Maros, Sulsel

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...