skip to main | skip to sidebar

Pages

Senin, 20 Desember 2010

Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat

VIVAnews – Bank Dunia mereview perekonomian Indonesia pada tahun ini. Menurut Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Shubham Chaudhuri, ekonomi Indonesia tampak melambat pada triwulan III-2010.

Dalam laporan Triwulanan Ekonomi Indonesia terbaru, Chaudhuri mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat karena faktor-faktor domestik, seperti gangguan cuaca yang berdampak ke pertanian, pertambangan, dan penggalian.

"Melihat beberapa aspek itu, Bank Dunia sedikit merivisi ramalan pertumbuhan tahun 2010-nya dari enam persen menjadi 5,9 persen," kata Chaudhuri seperti ditulis dalam laporan triwulanan, Kamis 16 Desember 2010.

Dalam laporan itu, goncangan pasokan pertanian dan meningkatnya harga komoditas dinilai cukup mempengaruhi harga bahan pangan domestik, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan inflasi pada November.

Bank Dunia dalam laporannya juga menyoroti penguatan aliran modal masuk ke Indonesia sepanjang tahun ini. Aliran masuk modal ini, terutama aliran portofolio, disebabkan tingginya imbal hasil (yield) Indonesia, kuatnya prospek pertumbuhan dan peningkatan kelayakan kredit dibandingkan negara dengan penghasilan yang lebih tinggi.

Aliran tersebut diperkirakan akan membawa manfaat berupa turunnya biaya pendanaan. Namun, Bank Dunia juga mengingatkan bila tidak ada unsur kehati-hatian dari pemerintah dalam menjaga stabilitas makro, aliran modal masuk ini justru bisa menjadi ancaman perekonomian.

Chaudhuri mengatakan bahwa permintaan pasar, terutama China dan akibat ekspansi moneter di Amerika Serikat dan negara-negara lain ke depan akan mendorong harga-harga komoditas non-energi naik, termasuk harga bahan pangan dan bahan baku.

Kedua tren global tersebut mendukung posisi neraca pembayaran Indonesia tapi juga membawa risiko, karena adanya potensi pembalikan arah aliran modal dan meningkatnya inflasi di masa depan, terutama terhadap harga bahan pangan.

"Tantangan Indonesia adalah bagaimana memaksimalkan kesempatan aliran masuk modal ini, di samping mengelola resikonya," kata Chaudhuri.

Risiko membaliknya modal itu misalnya bisa diatasi dengan memberikan insentif bagi penanaman modal asing yag bersedia menanamkan investasi modal ke dalam bentuk investasi yang lebih panjang.

Bank Dunia optimistis semua aspek tersebut bisa membawa kesuksesan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan (2011). Tren yang ada dinilai cukup positif dalam investasi dan kuatnya konsumsi swasta, sehingga diperkirakan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sampai 6,2 persen.

Pada jangka menengah, untuk mencapai sasaran pertumbuhan sebesar tujuh persen yang ditetapkan pemerintah, Indonesia harus melakukan investasi di sarana dan prasarana kritis dan memacu semua kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja.
APBN 2011 yang baru disahkan adalah suatu langkah positif dengan meningkatan alokasi belanja modal, begitu juga upaya-upaya tambahan untuk menangani rintangan-rintangan pencairan anggaran belanja.

"Melangkah ke depan, Indonesia dapat membuat pertumbuhan menjadi lebih inklusif dengan kebijakan-kebijakan yang mengatasi kerentanan terhadap kemiskinan dan meningkatkan akses terhadap layanan dasar," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle.

Untuk itulah, pemerintah membutuhkan arah kebijakan yang bisa menciptakan lapangan kerja berkualitas bagi kaum miskin dan mendekati miskin, serta memberikan jaring pengaman kesehatan bagi mereka yang kehilangan daya beli atau mata pencahariannya.

Selain meliput ramalan dan perkembangan terbaru ekonomi, edisi Triwulanan Ekonomi Indonesia kali ini juga menganalisis berbagai topik yang berhubungan dengan kemiskinan dan pelayanan masyarakat.
Termasuk, di dalamnya adalah tantangan peningkatan akses terhadap layanan dasar seperti pasokan air dan sanitasi dan tempat tinggal di perkotaan; program asuransi kesehatan Jamkesmas bagi kaum miskin; pelaksanaan program bantuan langsung tunai nasional bagi rumah tangga miskin yang telah lewat; dan bagaimana informasi pengawasan dan evaluasi dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman akan kemampuan pemerintah untuk menyampaikan pelayananan dan akses terhadap layanan dasar. (hs)

• VIVAnews

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...