skip to main | skip to sidebar

Pages

Jumat, 10 September 2010

Salar de Uyuni : Cermin Terbesar di Dunia

0 comments
Salar de Uyuni merupakan danau garam terluas di dunia (10.582km2)

Salar de Uyuni terletak di Departemen Potosi dan Oruro, Bolivia bagian tenggara, dekat puncak Andes, pada ketinggian 3650 m.

Sekitar 40.000 tahun yang lalu, danau ini merupakan bagian dari Danau Michin, danau besar di masa prasejarah. Ketika mengering, terdapat 2 danau yang tersisa, yakni Danau PoopĆ³ dan Uru Uru, serta 2 gurun garam terbesar, Salar de Coipasa dan Salar de Uyuni.

Diperkirakan, Salar de Uyuni mengandung 10 milyar ton garam, dan kurang dari sekitar 25.000 ton garam diperoleh tiap tahun. Setiap bulan November, Salar de Uyuni menjadi daerah hunian bagi 3 spesies burung flamingo di Amerika Selatan: burung flamingo chili, andes, dan James. Salar de Uyuni adalah daerah tujuan wisata terkenal.






















sumber ::: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2409258

RICK THE ZOMBIE BOY

0 comments

Rick telah menjadi selebriti di internet karena tato zombie. Beberapa orang berpikir dia seorang visioner beberapa orang berpikir dia seorang sakit gila. Rick is tattooed only half way so he is in the process of becoming a living dead. Rick bertato hanya setengah jalan jadi dia adalah dalam proses menjadi mayat hidup.





sumber:  http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2370124

Melukis dengan air mata

0 comments


Situasi terjepit tak jarang memaksa manusia untuk melakukan hal-hal aneh dan kadang tak masuk akal, termasuk yang dilakukan oleh seorang pria Cina ini yang bisa melukis kaligrafi dengan air matanya.






Ru Anting (56 tahun) dari Luoyang, Provinsi Henan, bisa mengisap air lewat hidungnya lantas menyemprotkannya melalui pembuluh air matanya.

Belum lama ini ia mendemonstrasikan kepiawaiannya itu di taman Lotus World di Kota Shanshui, Guangdong, tempat dia menulis empat karakter, 'Fu Ru Dong Hai' (keberuntungan seluas lautan), pada sebuah papan yang ditutupi dengan kertas merah.

Kepada China News Network Ru mengatakan, ia menemukan bakat uniknya tersebut saat semasih kanak-kanak ketika berenang di sungai.

"Terkadang saya tersedak air saat berenang, dan ketika secara tak sengaja saya menemukan air yang saya isap itu dapat disemprotkan lewat mata saya, teman-teman saya kaget melihatnya," kata dia.

Namun bakat itu belum tersiar sampai pada 1990-an -- manakala Ru kehilangan pekerjaan di sebuah pabrik pupuk setempat setelah bekerja 20 tahun -- dan dia mulai mengembangkan bakat anehnya itu.

"Pada saat itu saya mulai melatih diri dan mengasah kemampuan semprotan mata saya," ucap dia, menjelaskan.

Setelah berlatih keras selama tiga tahun, dia menemukan dirinya mampu menembakkan air dengan akurat sejauh lebih kurang tiga meter dari matanya.


sumber ::: http://www.indonesiaindonesia.com/f/36900-melukis-air-mata/
 

Selasa, 07 September 2010

9 tips alami agar Miss.V tetap kencang

0 comments


Setiap wanita, kebanyakan yang sudah menikah pasti selalu mendambakan vagina yang kencang. Walaupun sudah mempunyai anak, kebanyakan wanita tetap menginginkan vagina yang kencang. Banyak cara yang ditempuh oleh wanita untuk tetap mengencangkan vaginanya, lewat cara tradisional ataupun modern. 9 tips alami untuk tetap membuat vagina para wanita kencang, seperti perawan.

1. Keasaman vagina sekitar 7,1-7,3. Karena itu, wanita harus menjaga tingkat keasamannya dengan menjaga kebersihan vaginanya.

2. Jika sedang datang bulan atau mens, sebaiknya sesering mungkin mengganti pembalut. Jangan sampai pembalut Anda menempel karena dipakai seharian. Ini bisa mengganggu kebersihan vagina.

3. Sesudah berhubungan seks, bagian luar vagina sebaiknya dibersihkan dengan sabun antiseptik khusus vagina.

4. Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya 2-3 kali sehari. Atau juga dianjurkan untuk tidak memakai celana dalam saat tidur pada malam hari, agar memberikan udara lebih bebas pada vagina Anda.

5. Sebaiknya gunakan celana dalam berbahan katun yang bisa menyerap keringat. Jangan menggunakan panty liner sepanjang hari, cukup gunakan untuk 2-3 jam selama sehari.

6. Bagi wanita yang sudah melakukan hubungan seksual dan sudah pernah melahirkan, dianjurkan untuk melakukan pap smear setahun sekali. Bagi yang sudah menopouse dianjurkan melakukan pap smear 2-3 tahun sekali.

7. Jangan mengenakan celana panjang berbahan nilon, jins dan celana kulit yang terlalu ketat. Karena akan membuat sisi-sisi vagina Anda lembab. Vagina yang lembab bisa terkena jamur atau penyakit kulit lainnya.

8. Jaga berat badan Anda agar tetap normal. Sebab wanita yang gemuk, vaginanya akan tertutup lipatan lemak dan menyebabkan vagina mudah lembab.

9. Jaga kesehatan tubuh Anda secara umum. Sebab dengan tubuh yang sehat, energi yang cukup dan vitamin yang cukup, tentu Anda bisa melakukan hubungan seks dengan sehat pula.

http://static.howstuffworks.com/gif/adam/images/en/birth-control-pill-normal-female-anatomy-picture.jpg

source: http://seruu.com/seksologi/tips-menjaga-vagina-tetap-kencang/itemid-715

Minggu, 05 September 2010

Urgent action needed on climate–forestry research

0 comments
CIFOR Director General Frances Seymour gives a keynote address at the International Union of Forest Research Organizations’ World Congress in Seoul on August 24.

Forestry scientists need to think big, act fast and communicate better if their work is to have an impact on global climate change negotiations, CIFOR Director General Frances Seymour said in a keynote address at an international forestry conference.
'We've got to get out there in climate-related policy arenas and practitioner communities and push the research results that we already have in hand,' she said at the International Union of Forest Research Organizations' World Congress in Seoul on August 24, which was attended by about 3000 scientists and other experts from around the world.
Scientists estimate that deforestation and forest degradation account for between 12 and 18 percent of annual greenhouse gas emissions worldwide. At the same time, studies have shown that healthy forests have the potential to absorb about 15 percent of humankind's carbon emissions.
While deforestation and forest degradation make efforts to curb climate change more difficult, forest conservation and expansion offer positive opportunities. That is why there is so much interest in reducing emissions from deforestation and forest degradation – REDD+ – which has the potential to deliver large cuts in carbon emissions at a low cost.
Ms Seymour said that new research on REDD needs to focus on empirical analysis of what actually happens as REDD policies and projects move from ideas to implementation on the ground. She said it was crucial for the research community to establish how REDD policies and programmes can reduce emissions while also being equitable.
'Under what conditions, if any, can policies and programmes to promote forest-related climate adaptation strategies be effective in promoting local and societal resilience, while also being equitable in the distribution of costs and benefits across different stakeholder groups?' she said.
'In the new context of climate change, we need to understand the institutions and governance mechanisms needed to underpin solutions that yield effective, efficient and equitable outcomes. How can REDD and adaptation schemes find the optimal position between centralised and decentralised approaches?  How do local property rights and other institutional variables influence their effectiveness? What are the actual impacts of forest adaptation and mitigation policies and projects on the rights and livelihoods of forest communities, and how can synergies be maximised and trade-offs reduced?'
Ms Seymour's message of urgency was reinforced by Jan McAlpine, director of the UN Forum on Forests. She told delegates that the world's forests 'contain two-thirds of Earth's known terrestrial species. They provide protection against degradation of land and desertification from climate change. They provide income for hundreds of millions of people across the globe.'
Eduardo Rojas-Briales, assistant director-general at the UN Food and Agriculture Organization's Forestry Department, said at the conference, 'The world will not be able to meet the challenge of climate change without putting forests at the centre of climate change policy.'
Still, South Korean President Lee Myung-bak, in an opening address to the meeting, said that he was optimistic for the future, based on his country's experience with reforestation programmes.
'Since we announced our Green Growth programme in Korea, jobs have increased three-fold in the green industry and profits have also tripled,' he said. 'Each year, 50 000 new jobs are created.

sumber : http://www.cifor.cgiar.org/Headlines/urgent-action-needed-on-climate-forestry-research.html
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...