Prinsip Ekonomi dan Kemiskinan
Dampak krisis moneter yang merambat pada krisis ekonomi saat ini patutlah dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam membangun ekonomi bangsa ke depan, dimana hampir semua pakar ekonomi kehilangan akal untuk mencari jalan keluar dari persoalan ekonomi yang tidak pernah berkesudahan, sementara kemiskinan mulai merambat keseantero dunia dan siap untuk mengoyak-oyak tatanan ekonomi dunia saat ini.
Kesemua ini sebagai akibat dari semakin kokohnya Prinsip Ekonomi,” Berusaha dengan usaha sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya (Hukum Rimba), berdiri tegak dengan angkuh dan sombong dimuka bumi, prinsip ekonomi sebetulnya bukan merupakan prinsip ekonomi tetapi lebih tepat disebut PRINSIP DAGANG, karena Prinsip Ekonomi hanya memiliki dua parameter yaitu Untung dan Rugi.
Dalam prinsip ekonomi tidak terdapat parameter keadilan dan pemerataan karena sifat phikologi prinsip itu sendiri yang membuat ego para pelakunya untuk berusaha menaklukkan lawan dengan segala cara yang penting harus memperoleh untung sebesar-besarnya, kropsi dan semua penyelewangan yang terjadi saat ini adalah bias dari Prinsip Ekonomi itu sendiri.
Okonomi dan dagang sebetulnya berbeda sangat jauh dimana parameter pembedanya adalah keadilan dan pemerataan, ekonomi sebetulnya tidak seperti apa yang adalam prinsip ekonomi itu, tetapi ekonomi lebih tetap disebut sebagai seni berdagang.
Seorang preman jalanan dalam melakukan adu josot (berkelahi), selalu berusaha menaklukkan lawannya dengan segala cara baik menggunakan tangan kosong, senjata , dan segala akal bulus yang tujuan akhirnya hanya untuk menaklukan lawan yang bilaperlu menghabisi nyawa lawan, hal ini berbeda dengan bertinju walaupun keduanya sama-sama bertujuan menaklukan lawan, tetapi bertinju ada aturan yang mengikat kedua belah pihak untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan lawan tinju (bahkan bertinju lebih tepat dikatankan sebagai senin berkelahi).
Ilustrasi tersebut dimaksudkan untuk menyamakan dagang dengan preman dan Tinju dengan Ekonomi, kalau kita setuju dengan ini maka sebaiknya langkah pertama yang dijalankan oleh pemberdayaan adalah memerangi prinsip ekonomi, karena prinsip ekonomi membuat yang kuat dengan semena-mena menjajah yang lemah.
Dampak krisis moneter yang merambat pada krisis ekonomi saat ini patutlah dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam membangun ekonomi bangsa ke depan, dimana hampir semua pakar ekonomi kehilangan akal untuk mencari jalan keluar dari persoalan ekonomi yang tidak pernah berkesudahan, sementara kemiskinan mulai merambat keseantero dunia dan siap untuk mengoyak-oyak tatanan ekonomi dunia saat ini.
Kesemua ini sebagai akibat dari semakin kokohnya Prinsip Ekonomi,” Berusaha dengan usaha sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya (Hukum Rimba), berdiri tegak dengan angkuh dan sombong dimuka bumi, prinsip ekonomi sebetulnya bukan merupakan prinsip ekonomi tetapi lebih tepat disebut PRINSIP DAGANG, karena Prinsip Ekonomi hanya memiliki dua parameter yaitu Untung dan Rugi.
Dalam prinsip ekonomi tidak terdapat parameter keadilan dan pemerataan karena sifat phikologi prinsip itu sendiri yang membuat ego para pelakunya untuk berusaha menaklukkan lawan dengan segala cara yang penting harus memperoleh untung sebesar-besarnya, kropsi dan semua penyelewangan yang terjadi saat ini adalah bias dari Prinsip Ekonomi itu sendiri.
Okonomi dan dagang sebetulnya berbeda sangat jauh dimana parameter pembedanya adalah keadilan dan pemerataan, ekonomi sebetulnya tidak seperti apa yang adalam prinsip ekonomi itu, tetapi ekonomi lebih tetap disebut sebagai seni berdagang.
Seorang preman jalanan dalam melakukan adu josot (berkelahi), selalu berusaha menaklukkan lawannya dengan segala cara baik menggunakan tangan kosong, senjata , dan segala akal bulus yang tujuan akhirnya hanya untuk menaklukan lawan yang bilaperlu menghabisi nyawa lawan, hal ini berbeda dengan bertinju walaupun keduanya sama-sama bertujuan menaklukan lawan, tetapi bertinju ada aturan yang mengikat kedua belah pihak untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan lawan tinju (bahkan bertinju lebih tepat dikatankan sebagai senin berkelahi).
Ilustrasi tersebut dimaksudkan untuk menyamakan dagang dengan preman dan Tinju dengan Ekonomi, kalau kita setuju dengan ini maka sebaiknya langkah pertama yang dijalankan oleh pemberdayaan adalah memerangi prinsip ekonomi, karena prinsip ekonomi membuat yang kuat dengan semena-mena menjajah yang lemah.