skip to main | skip to sidebar

Pages

Jumat, 18 Februari 2011

Wapres: Perlu Industri Pengelolaan Kakao



MAMUJU -- Wakil Presiden Boediono merespons upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan masyarakat yang menginginkan adanya infrastruktur, terutama industri pengelolaan kakao di daerah ini. “Ini penting untuk pengembangan program Gerakan Nasional (Gernas) Kakao ke depan,” tegas Boediono dalam temu wicara di Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Mamuju, Jumat 19 Februari.
Bukan hanya itu. Boediono juga merespons keluhan sejumlah petani akan rendahnya penyerapan kakao karena harus mengalami sejumlah tahapan sebelum sampai ke tingkat ekspor. "Paling penting memang kita harus memiliki industri pengolahan kakao di Sulbar. Itu untuk memaksimalkan impor kakao dalam bentuk jadi,” tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh mengajukan sejumlah permintaan terkait peningkatan mutu produktivitas kakao, termasuk program Gernas Kakao yang diharapkan terus berlanjut hingga 2014 mendatang. “Kami juga meminta dukungan pembiayaan sertifikasi lahan bagi petani kakao, dan upaya perbankan nasional mempercepat pelayanan revitalisasi kakao di Sulbar,” pinta Anwar.

Dia mengatakan, dengan program Gernas Kakao di Sulbar dalam tiga tahun terakhir, taraf hidup petani kakao juga naik dengan signifikan. Termasuk meningkatnya produksi kakao Sulbar setiap tahun.

Dia menjelaskan potensi kakao Sulbar dapat terlihat dari sumbangsih sekira 24 persen produksi kakao secara nasional. Sulawesi sendiri secara umum menyumbang produktivitas kakao 76 persen secara nasional. Apalagi sekira 70 persen lebih masyarakat Sulbar menggantungkan hidup dari pertanian, dan 60 persen di antaranya mengelola perkebunana kakao tersebut. Bahkan, pada 2013, Sulbar menargetkan mampu memproduksi hingga 300 ribu ton kakao setiap tahun.

sumber : http://www.fajar.co.id

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...