skip to main | skip to sidebar

Pages

Jumat, 14 Januari 2011

Judul Album yang Memberatkan (KLA Project)


Foto oleh Benny Chandra

Peluncuran album ke-10 milik KLa Project ini terbilang istimewa. Untuk menandainya, sebuah konser megah digelar pada akhir November tahun lalu di Jakarta yang tiketnya dijual pada kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Sebuah acara peluncuran album yang istimewa, tapi di sisi lain perlakuan seperti itu bisa menjadi beban tersendiri bagi album ini.

Apalagi sebenarnya sudah ada beban lain yang harus ditanggung album ini sebagai album baru di bawah naungan nama KLa Project (di luar NuKLa) yang berjarak 10 tahun dengan album sebelumnya, KLasik (2000). Di samping itu, “Exellentia” yang dipakai sebagai judul album ini juga terbilang merupakan beban tersendiri karena identik dengan sesuatu yang sangat bagus. Sepertinya memang cukup banyak beban yang harus ditanggung oleh album yang segala sesuatunya ditangani sendiri oleh pihak KLa Project dengan bendera PT. Kinarya Legenda Abadi (KLa Corporation) ini. Apakah materi lagu yang disajikan di dalamnya bisa menopang semua beban itu?

Dibuka dengan Revolusi Disco, saya langsung merasa agak pangling saat mendengarnya pertama kali. Meskipun liriknya menarik dan irama diskonya cukup enak dinikmati, namun terasa agak susah menemukan nuansa khas KLa Project di lagu ini. Hal yang serupa masih saya rasakan hingga beberapa lagu selanjutnya, terutama lagu seperti Cinta (Bukan) Hanya Kata, Hilang Separuh Arti, Mana Kutahu, hingga Mimpimu Nyata. Seperti ada sesuatu yang kurang.

Meskipun cukup menawan, namun kehadiran suara penyanyi perempuan bernama Sierra Sutedjo dalam lagu Kau Pulihkan Luka juga kurang bisa menyodorkan sesuatu yang mengesankan. Suaranya terdengar masih kurang pas untuk menggantikan suara khas Siska Insani, cewek yang suaranya sempat muncul dengan cukup menonjol dalam beberapa lagu legendaris KLa Project macam Tentang Kita, Laguku, dan Rentang Asmara. Sebenarnya di album ini, Siska juga hadir namun hanya mengisi posisi backing vocal

Sementara Hidup adalah Pilihan yang diajukan sebagai lagu jagoan kali ini, sebenarnya mengusung nuansa khas KLa Project meskipun agak tanggung. Ciri khas yang lebih kental justru terasa pada lagu di urutan ke-9 berjudul Tak Ingin Ku Beralih, tapi sayangnya lagu ini bukanlah lagu baru, karena sebelumnya sudah pernah muncul dalam album mini Returns yang diluncurkan pada akhir 2008 lalu.

Kalau diperhatikan, bisa dibilang, kekuatan lagu-lagu hits KLa Project selama ini tidak hanya terletak pada suara vokal Katon dan liriknya saja tapi juga aransemen musiknya yang kaya dengan berbagai elemen. Rasanya unsur seperti itu yang sulit ditemukan dalam album ini.

Lengkapnya lagi formasi KLa Project dengan kembalinya Lilo (gitar, backing vocal) untuk menemani Katon (vokal) dan Adi (keyboard) tampaknya masih belum cukup untuk memunculkan ulang lagu-lagu menawan khas grup musik ini macam tempo hari. Meskipun suara serak Lilo ikut mewarnai sejumlah lagu dalam album ini, namun lengkingan khasnya kurang terdengar seperti biasanya.

Secara keseluruhan, lagu-lagu dalam album ini cukup enak dinikmati. Setidaknya, sebagai bukti bahwa KLa Project masih ada. Meskipun begitu, rasanya terlalu berat bebannya jika album ini harus disemati dengan sebutan sangat bagus sesuai judulnya. Mungkin pada album berikutnya? Ditunggu deh.

sumber : http://id.omg.yahoo.com/blogs/judul-album-yang-memberatkan-benny_chandra-45.html

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...