skip to main | skip to sidebar

Pages

Jumat, 15 April 2011

4 Kesalahan Saat Membuat Laporan Keuangan Usaha



Semua pengusaha harus membuat laporan keuangan bisnis, demikian menurut Mike Rini Sutikno, CFP, perencana keuangan dari lembaga Mike Rini & Associates Financial Planning & Education. Laporan keuangan ini gunanya untuk memonitor keuangan usaha, apakah usaha itu maju atau tidak, sudah sampai mana perkembangannya, dan juga untuk inventarisasi barang. Selain itu, laporan keuangan usaha juga diperlukan untuk membantu manajemen mengambil keputusan-keputusan keuangan, mengajukan kredit ke bank, dan mengurus pajak.

Sayangnya, masih banyak kekeliruan yang dilakukan pengusaha, yang bisa berakibat pada terhambatnya kemajuan suatu bisnis:

1. Ketidakmampuan untuk memprediksi jumlah penggunaan uang receh. Ini bisa menggerogoti kantong pribadi kita, lho. Itu sebabnya ada istilah kas kecil atau petty cash. Kas kecil ini dimanfaatkan untuk menangani kembalian dan hal-hal lainnya yang remeh. Bukan untuk operasional rutin, melainkan untuk yang tak terduga saja.

2. Kebanyakan pengusaha pemula tidak mengoptimalkan layanan bank otomatis. Begitu menerima pembayaran, ia tidak menyimpannya di bank karena berpikir, "Toh nanti akan dikeluarkan lagi untuk membayar biaya-biaya."

Ketika ia tidak melakukan pencatatan secara manual di perusahaan, tidak menyetorkan uangnya ke bank, dan tidak melakukan pembayaran biaya secara autodebet dari bank, aktivitas usahanya tidak akan terlacak. Uang masuk keluar begitu saja. Secara manual tidak ada pencatatan dan di bank juga tidak ketahuan debit dan kreditnya.

"Jadi apa yang mau disimpulkan? Usaha memang berjalan, tapi kita tidak tahu untung atau rugi," tutur Mike.

3. Apabila sudah memiliki rekening usaha, aktiflah menggunakannya. Setiap tiga hari sekali, kita bisa menyetorkan uang ke bank. Untuk pembayaran yang kecil-kecil, gunakan petty cash. Apabila harus membayar supplier atau yang lainnya, manfaatkan fasilitas autodebet atau transfer. Jadi secara manual tercatat dan di bank bisa dipertanggungjawabkan.

4. Kalau usaha sudah maju, kita membutuhkan bantuan ahli untuk mencatat. Ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Kalau tidak tahu cara membuat pembukuan, ini bukan berarti pengusaha boleh tidak melakukannya. Kalau tidak bisa, delegasikan tugas ini kepada orang lain.

Ada pengusaha yang menyewa orang yang tidak sesuai kebutuhan demi meminimalkan biaya. "Keuangan memang dicatat, tapi tidak optimal. Ada kesalahan-kesalahan," kata Mike.

Ia melanjutkan, seorang pengusaha haruslah mengetahui banyak hal dan bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tepat. Jalan keluarnya adalah dengan belajar.

sumber : http://female.kompas.com/

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...