skip to main | skip to sidebar

Pages

Rabu, 15 Desember 2010

Premium Dibatasi, Pompa Bensin Asing Berpesta

TEMPO Interaktif, Jakarta - Rencana pemerintah membatasi pemakaian Premium pada awal Maret tahun depan membawa berkah bagi sejumlah pompa bensin asing. Menurut Direktur Center for Petroleum and Energy Economics Studies, Kurtubi, salah satu dampak pembatasan tersebut adalah membanjirnya pelanggan ke pom bensin asing yang beroperasi di Indonesia.
"Otomatis begitu. Karena konsumen tak boleh beli Premium, pompa bensin asing kebanjiran pelanggan yang luar biasa," kata Kurtubi saat dihubungi kemarin. Dengan pembatasan Premium, yang dirancang berlaku di seluruh Tanah Air, pompa bensin asing memiliki peluang cukup besar dan merata. "Di kota kecil sekalipun, bisnis bahan bakar ini sangat menguntungkan."
Kurtubi memprediksi penjualan bahan bakar non-Premium memberikan keuntungan sekitar Rp 500 per liter. Bila target awal penghematan untuk Jakarta dan sekitarnya sebanyak 500 ribu kiloliter, dengan harga jual di kisaran Rp 6.900 per liter, maka omzet mencapai Rp 35 miliar. Angka inilah yang diperebutkan pompa bensin asing penyedia bahan bakar non-Premium.
Saat ini sejumlah pemain asing bertarung di pasar non-Premium, seperti Shell (Belanda), Petronas (Malaysia), dan Total (Prancis). Namun, kata Kurtubi, kompetisi diperkirakan cenderung pada persaingan mutu layanan. Hal ini disebabkan harga jual bahan bakar non-Premium relatif sama di mana pun. "Selisihnya cuma sekitar Rp 50 rupiah, tak signifikan," ujarnya.
Di Jakarta, Pertamina menjual Pertamax seharga Rp 6.900 dan Pertamax Plus Rp 7.250 per liter mulai awal Desember. Harga tersebut berbeda tipis dengan Shell, pom bensin asal Amerika Serikat, yang melego Super R92 dengan harga Rp 6.850 dan Super Extra Rp 7.300 per liter.
Pernyataan senada dilontarkan Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto. Menurut dia, potensi perebutan pasar akan sebanding dengan jumlah Premium yang ditargetkan dalam penghematan. "Kalau untuk Jabodetabek target awal 500 ribu kiloliter dan Jawa-Bali 4 juta kiloliter, maka itu potensi yang diperebutkan," ujarnya.

Tak tertutup kemungkinan pemain asing bakal berekspansi ke luar Jawa maupun Bali. Tapi Pria Agung memperkirakan aksi korporasi itu tak berlangsung dalam waktu dekat. Soalnya, pengusaha melihat perkembangan dan keberhasilan tahap awal program pembatasan itu.
PT Pertamina (Persero), sebagai perusahaan minyak dan gas milik negara, menyadari pasarnya akan tergerus seiring dengan rencana pembatasan ini. "Kami sadar, sekarang berusaha memperbaiki kemampuan pelayanan dan kualitas bahan bakar," ujar juru bicara Pertamina, Mochamad Harun. Apalagi kebijakan pembatasan Premium sudah ditunggu para kompetitor.
Selama ini penjualan non-Premium dari Shell, Total, dan Petronas hanya sekitar 3 persen dari seluruh pangsa pasar. Adapun Pertamina bisa menjual Pertamax sekitar 2.500 kiloliter per hari. Jika penghematan Premium di Jakarta sekitar 5.000 kiloliter, terjadi lonjakan konsumsi bahan bakar non-Premium sekitar 2.500 kiloliter per hari. "Itu yang diperebutkan Pertamina dan kompetitor," ujar Harun.

sumber : http://id.news.yahoo.com/tmpo/20101216/tbs-premium-dibatasi-pompa-bensin-asing-9a5bd66.html

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...