skip to main | skip to sidebar

Pages

Rabu, 15 Desember 2010

PBB Minta Mediator Palestina-Israel Lebih Strategis


PBB Minta Mediator Palestina-Israel Lebih Strategis

New York (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap pihak ketiga dapat menjalankan peranan yang lebih strategis dalam menggiring kembali Palestina dan Israel ke meja perundingan langsung.

"Strategi (untuk menghidupkan kembali perundingan langsung Palestina-Israel), harus lebih ditingkatkan," kata Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Robert Serry, di Markas Besar PBB, New York, Rabu.

Sejak September lalu perundingan itu mengalami jalan buntu karena Israel terus melakukan pembangunan permukiman di wilayah Palestina
Serry, yang juga Utusan Pribadi Sekretaris Jenderal PBB untuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Otoritas Palestina serta Utusan Sekjen PBB untuk Kuartet Timur Tengah itu, berbicara dalam pertemuan bulanannya dengan kelima belas anggota Dewan Keamanan PBB.

Ia menyebut-nyebut peranan Amerika Serikat dalam perundingan langsung kedua pemimpin Palestina-Israel.

Serry mengatakan pihaknya mengetahui bahwa Amerika Serikat berniat menjalankan partisipasi secara aktif untuk meneruskan perundingan langsung itu dengan menawarkan ide-ide serta bertindak untuk menjembatani berbagai usulan yang mungkin muncul.

"Yang kami ketahui, AS sekarang akan merangkul kedua pihak dalam perundingan langsung untuk membicarakan masalah-masalah status akhir, dan Sekjen (Ban Ki-moon) berharap semua pihak mau duduk bersama secara serius," kata Serry.

Ia menekankan bahwa peranan penting yang perlu dijalankan pihak ketiga adalah memastikan agar tujuan perundingan semula tercapai, yaitu penyelesaian Dua Negara Palestina-Israel dengan jalan mengakhiri pendudukan oleh Israel sejak tahun 1967 di wilayah Palestina serta dengan menyelesaikan semua masalah mendasar.

Israel pada September lalu menolak untuk memperpanjang moratorium --jeda selama 10 bulan kegiatan pembangunan di wilayah Palestina yang diduduki.
Penolakan perpanjangan moratorium itu ditimpali dengan keputusan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menarik diri dari perundingan langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Perundingan langsung itu sendiri baru saja dimulai kembali --di bawah mediasi Amerika Serikat-- beberapa minggu sebelumnya setelah terhenti selama dua tahun.
Selain Amerika Serikat, pihak yang selama ini gencar mendorong upaya penyelesaian akhir konflik Palestina-Israel adalah kelompok diplomatik Kuartet Timur Tengah, yang terdiri dari PBB, Uni Eropa, AS dan Rusia.

Pada September lalu, empat negara berkembang terkemuka juga muncul dan bersatu dalam sebuah forum yang diprakarsai Indonesia untuk menyikapi dan mendukung Palestina dalam proses menuju pembentukan negara Palestina yang berdaulat.
Keempat negara itu adalah Indonesia, India, Brazil dan Afrika Serikat.

Para menteri luar negeri forum negara berkembang itu telah menggelar pertemuan di sela Sidang Umum Majelis Umum PBB di New York pada September lalu.

Pertemuan yang juga dihadiri oleh Menlu Palestina Riyad al-Maliki itu berlangsung di tengah situasi yang mulai memanas mengenai nasib kelangsungan perundingan antara Palestina-Israel karena Palestina mengancam menarik diri dari perundingan setelah Israel memutuskan tidak akan memperpanjang moratorium.

Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Hasan Kleib, dalam percakapannya dengan ANTARA baru-baru ini mengungkapkan forum negara berkembang tersebut kembali akan menggelar pertemuan dalam waktu dekat untuk menyikapi perkembangan terakhir menyangkut Palestina.

Pertemuan akan dilakukan di tingkat duta besar, yaitu para wakil tetap Indonesia, India, Brazil dan Afsel untuk PBB di New York.

"Dalam pertemuan itu kita kembali akan mendengar dahulu apa yang disampaikan pihak Palestina mengenai situasi terakhir dan melihat dukungan apa yang dapat kita berikan yang diperlukan oleh Palestina," ujar Hasan.

Sebelumnya, Dubes Hasan Kleib dalam sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di Timur Tengah dan masalah Palestina, menegaskan kembali bahwa kegiatan pembangunan pemukiman oleh Israel di wilayah Palestina merupakan salah satu bantu sandungan utama terhadap penyelesaian konflik Palestina-Israel maupun perdamaian di Timur Tengah.

"Oleh karena itu, kita tegaskan bahwa tidak hanya menyesalkan Israel tidak memperpanjang moratorium, lebih dari itu kita meminta Israel untuk seterusnya membongkar pemukiman yang telah mereka bangun di wilayah Palestina yang diduduki," kata Hasan.

sumber : http://id.news.yahoo.com/antr/20101216/twl-pbb-minta-mediator-palestina-israel-bbfa48e.html

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...