skip to main | skip to sidebar

Pages

Sabtu, 29 Januari 2011

Review: Jepang Kini Sang Penguasa Asia

Lee Tadanari (c) AFP
Lee Tadanari (c) AFP

Jepang milik arahan Alberto Zaccheroni berhasil menorehkan sejarah di Piala Asia, setelah mereka menang tipis 1-0 dari Australia di Final dengan gol di babak perpanjangan waktu, Minggu (30/11).

Ketika Final Piala Asia 2011 dipanggungkan, Jepang dan Australia sama-sama ngotot untuk menorehkan sejarah, maka tak heran jalannya laga langsung bertempo cepat setelah wasit meniup peluit kick off.

Australia melakukan gebrakan cepat, Harry Kewell langsung menjadi pemain pertama yang melakukan shoot on goal ketika tembakan keras dari luar kotak penaltinya masih mampu diamankan oleh kiper Jepang, Kawashima.

McKay kembali menghadirkan ancaman bagi pertahanan Jepang ketika ia menemukan ruang yang cukup terbuka di samping kiri, namun tembakannya masih melebar saja.

Jepang kemudian balik memegang kendali, serunya laga mulai terasa ketika Samurai Biru bisa mengimbangi dengan juga sering menebar serangan, dan akhirnya kedua belah tim pun mampu saling jual beli serangan.

Mulai dari Endo dan Keisuke Honda beberapa kali kerap merepotkan pertahanan dari Australia, sayangnya ketika wasit meniup peluit tanda interval 45 menit babak pertama tetap saja skor masing 0-0.

Babak kedua kembali dimulai sesaat kemudian Australia kian trengginas demi ambisi menjadi juara Piala Asia untukn kali perdananya, Kewell dan Cahill menjadi tokoh utama dengan peluang-peluang mereka.

Gelandang Australia, Wilkshire, melepaskan umpan silang yang membahayakan kiper Jepang dan menghadirkan situasi kemelut di garis gawang, bola sempat diklaim pemain Aussie telah melewati garis, namun wasit tak bergeming.

Tak patah arang dengan hal itu, pasukan negeri kanguru terus tancap gas, Jepang sempat tertekan, namun sesekali juga melakukan serangan balik, salah satunya tembakan jarak jauh Honda yang masih bisa ditepis Schwarzer.

Kiper Jepang Kawashima nampaknya layak dijadikan sebagai kandidat man of the match laga ini, tercatat dua kali ia mengagalkan peluang yang begitu matang dari Harry Kewell, mantan pemain Leeds tersebut sempat menyerobot bola pendek bek Jepang, namun sang kiper menggagalkan aksinya.

90 menit laga berakhir waktu normal, skor masih tetap 0-0 tak pelak wasit memberikan babak tambahan ekstra, di 15 menit babak tambahan pertama Jepang bisa dibilang begitu beruntung.

Dua kali penyelamatan kiper Kawashima yang terbilang luar biasa membuat mereka selamat, dan belum terjebol gawangnya oleh Australia.

Robbie Kruse yang baru saja masuk sebagai pengganti Kewell menanduk bola crossing Bret Emerton, namun Kawashima mampu meninju bola yang 90 persen harusnya sudah mengarah masuk.

Gol akhirnya tercipta di babak kedua waktu tambahan, sebuah skenario serangan balik Jepang dari sisi kiri lapangan, membuat Yuto Nagatomo mampu mengirimkan umpan silang ke kotak penalti.

Pemain pengganti Tadanari Lee yang berdiri bebas dan tak terkawal, menyambut bola crossing tersebut dengan sebuah sepakan first time yang cantik, bola menembus gawang Scwarzer yang hanya bisa terkesima.

Ketika wasit meniup peluit panjang, para pemain Samurai Biru langsung berhamburan merayakan kemenangan mereka, Jepang bersama Alberto Zaccheroni berhasil menorehkan sejarah baru, Jepang menjadi negara yang paling banyak mengoleksi gelar juara Piala Asia yakni sebanyak 4 kali.

sumber : http://www.bola.net/bola_dunia_lainnya/review-jepang-kini-sang-penguasa-asia-cf1788.html

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...