skip to main | skip to sidebar

Pages

Rabu, 26 Januari 2011

Abu Merapi Jadi Bahan untuk Membuat Mangkuk

Abu Merapi Jadi Bahan untuk Membuat Mangkuk

Abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi oleh para seniman perajin digunakan sebagai bahan baku pembuatan mangkok keramik.

"Ide untuk membuat mangkok keramik dari abu vulkanik sifatnya coba-coba, dan hasilnya cukup memuaskan, sehingga kami manfaatkan abu itu sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan tersebut dalam jumlah banyak, dari pada terbuang sia-sia," kata pembuat mangkok keramik dari abu vulkanik Indro Baskoro Miko Putro, di Yogyakarta, Kamis (30/12/2010).

Dosen Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu, ditemui saat mengikuti pameran seni kriya Islami dalam rangkaian Festival Muharram 1432 Hijriyah di gedung Asri Medical Center, Yogyakarta. Pameran tersebut berlangsung dari 29 Desember 2010 hingga 2 Januari 2011.

Menurut dia, abu vulkanik mengandung silika hingga 50 persen, sehingga jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik, kualitas keramik itu sangat bagus dan istimewa setelah dipadukan dengan campuran beberapa bahan kimia seperti kalsium karbonat. "Desain dan warna keramik juga dibuat menarik," katanya.

Keistimewaan mangkok keramik yang terbuat dari abu vulkanik, dari segi warna jika dilihat secara visual menghasilkan efek menyerupai kumpulan magma yang mendidih, kemudian membeku.

"Permukaan lapisannya menghasilkan warna yang natural seperti halnya warna magma di dalam perut bumi," katanya.

Permukaan mangkok keramik yang terbuat dari abu vukanik ini membentuk sepertipori-pori besar dan kecil. Bentuk lapisannya menyerupai batu yang mengalami pelapukan atau sedimentasi.

Menurut Indro, kualitas dan daya tahan mangkok keramik tersebut tidak jauh berbeda dengan keramik yang terbuat dari tanah liat.

"Ada keistimewaan dalam proses pembuatannya, yakni tidak membutuhkan waktu lama dalam pengeringannya, yakni hanya sekitar 12 jam," katanya.

Meskipun demikian, mangkok keramik ini harus tetap dibakar agar menghasilkan kualitas tinggi dan memuaskan.

"Dibutuhkan suhu tinggi, yakni 1.280 derajat Celsius untuk pembakarannya " katanya.

Indro mengatakan mangkok keramik tersebut belum dijual kepada masyarakat, dan saat ini masih terusdikembangkan untuk memperoleh kualitas yang bagus dan kuat.

"Masih terus dikembangkan oleh para pembuatnya, termasuk para mahasiswa yang kami bina," katanya.

sumber : http://www.morzing.com/

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...