skip to main | skip to sidebar

Pages

Sabtu, 08 Januari 2011

Megawati Diusulkan Jadi Capres 2014


Megawati Soekarnoputri

PDI Perjuangan (PDIP) belum memutuskan nama calon presiden 2014. Namun, sejumlah kader mulai menimang nama. Salah satunya, kembali mengusung Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

"Ibu Mega masih layak menjadi Capres," kata Ketua DPP PDIP Bidang Kepemudaan Maruarar Sirait di Jakarta, Minggu 2 Januari 2011. Ara, demikian sering dipanggil, mengaku mengusung nama Megawati berdasarkan survei yang dilakukan Indo Barometer pada Agustus 2010. "Menurut survei itu, Ibu Mega masih paling tinggi," kata Ara.

Salah satu motor penggerak angket Century ini berpendapat, PDIP menargetkan kursi presiden dapat diraih di pemilu 2014. Jadi, bukan kursi wapres seperti yang sedang diwacanakan saat ini. "Ibu Mega sekarang masih sehat. Saya rasa untuk 2014, Ibu Mega masih layak jadi Capres. Tentunya, menunggu keputusan partai untuk penetapan capres," ujar Ara.

Keyakinan Ara mencalonkan lagi Megawati Soekarnoputri menjadi capres 2014 berdasar hasil survei Indo Barometer 9 sampai 20 Agustus 2010. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Margin of error sebesar kurang lebih sekitar 3,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia. Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner. Dari perbandingan karakteristik demografis yang terpilih, tampak bahwa responden survei ini mirip dengan populasi secara keseluruhan.

Survei berjudul Prospek Calon Presiden 2014-2019 terdapat sejumlah pertanyaan. Pertanyaan pertama, pilihan calon presiden jika pemilihan Presiden dilakukan pada saat survei dilakukan, Agustus 2010. Pada bulan itu pula tren kepuasan terhadap kinerja SBY-Boediono menurun hingga 40 persen pada Agustus 2010 dari 90,4 persen pada bulan yang sama di 2009.

Hasil dari pertanyaan pertama itu tidak mengejutkan. Secara berurutan, SBY mendapat peringkat pertama sebesar 35,1 persen, Megawati urutan kedua (13,6 persen), Prabowo Subianto (4,5 persen), Aburizal Bakrie (2,7 persen), Jusuf Kalla (2,2 persen), Muhaimin Iskandar (1,8 persen), Wiranto (1,3 persen), Surya Paloh (0,9 persen), Hatta Rajasa (0,8 persen), Sri Sultan Hamengku Buwono X (0,8 persen), dan Anas Urbaningrum (0,6 persen). Sedangkan responden yang memilih nama lainnya ada 1,8 persen. Responden menyebut 14 nama lain selain 10 nama di atas. Sedangkan sebanyak 34,1 persen responden memilih untuk tidak menjawab dan tidak tahu.Pertanyaan dilakukan secara terbuka untuk memilih secara bebas calon presidennya.

Pertanyaan berikutnya inilah yang kemungkinan dijadikan acuan bagi Ara, yang sangat yakin Megawati akan diusung lagi sebagai calon presiden dari PDIP. Megawati memang sudah dua kali kalah dalam pemilihan Presiden melawan Susilo Bambang Yudhoyono. Pertanyaannya, pilihan calon Presiden jika pilpres digelar Agustus 2010. Survei dilakukan dengan pertanyaan tertutup 10 nama.

Dalam pertanyaan ini, nama SBY tidak dicantumkan. Nama SBY diganti dengan nama istrinya, Ani Yudhoyono. SBY memang dipastikan tidak akan turut lagi dalam pilpres 2014, karena berdasarkan undang-undang, Presiden hanya bisa menjabat sebanyak dua periode. Hasil survei ini tidak jauh berbeda dengan pertanyaan sebelumnya. Bedanya, hilangkan saja nama SBY di peringkat pertama dan diganti dengan nama Megawati. Nama Ani Yudhoyono masuk peringkat enam menggeser Surya Paloh.

Berikut hasil lengkapnya secara berurutan, Megawati urutan pertama (21,8 persen), Prabowo Subianto (15,5 persen), Wiranto (8,7 persen), Aburizal Bakrie (5,6 persen), Muhaimin Iskandar (3,5 persen), Ani Yudhoyono (3,4 persen), Surya Paloh (3,3 persen), Hatta Rajasa (2,0 persen), Suryadharma Ali (0,3 persen), dan Luthi Hasan Ishaaq (0,3 persen). Sedangkan responden yang memilih untuk tidak memilih sebanyak 1,9 persen. Responden yang menyebut rahasia sebanyak 7,8 persen. Sedangkan sebanyak 25,8 persen responden memilih untuk tidak menjawab dan tidak tahu.

Pertanyaan berikutnya dilakukan tertutup dengan tidak mencantumkan nama SBY dan diganti dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Hasilnya sedikit berbeda, hanya saja posisi Anas Urbaningrum berada di urutan ketujuh. Satu peringkat di bawah Ani Yudhoyono di pertanyaan sebelumnya. Beda lainnya, posisi Surya Paloh menyalip satu rangking atas Muhaimin Iskandar.

Berikut hasil lengkapnya secara berurutan, Megawati urutan pertama (22,1 persen), Prabowo Subianto (15,9 persen), Wiranto (8,8 persen), Aburizal Bakrie (4,9 persen), Surya Paloh (3,6 persen), Muhaimin Iskandar (3,6 persen), Hatta Rajasa (1,6 persen), Suryadharma Ali (0,4 persen), dan Luthi Hasan Ishaaq (0,3 persen). Sedangkan responden yang memilih untuk tidak memilih sebanyak 1,7 persen. Responden yang menyebut rahasia sebanyak 7,8 persen. Sedangkan sebanyak 26,7 persen responden memilih untuk tidak menjawab dan tidak tahu.

Penyebutan nama Megawati Soekarnoputri sebagai capres dari PDIP ini mementahkan bergulirnya wacana yang menyebut putri Megawati, Puan Maharani, akan dipasangkan dengan calon presiden Partai Demokrat. Sejumlah kader Partai Demokrat mengusung Ani Yudhoyono sebagai capres mendatang. Duet Ani-Puan sempat bergulir.

Kemungkinan Partai Demokrat - PDIP mengusung satu paket bukan mustahil. Taufiq Kiemas pernah menyatakan partainya membuka peluang bergandengan dengan Partai Demokrat. Alasan Taufiq, PDIP dan Demokrat sama-sama tak memiliki calon presiden di 2014 nanti. "Kami ingin gandeng Demokrat karena sama-sama tidak punya calon (presiden). Kalau dikasih menteri, kami akan menolak. Itu sudah transaksional," kata Taufiq. (sj)

sumber : VIVAnews

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...