skip to main | skip to sidebar

Pages

Jumat, 22 April 2011

Film '13 Cara Memanggil Setan' Laris Manis


Five V, salah satu tokoh film '13 Cara Memanggil Setan'

Sejak tayang perdana 7 April lalu, film '13 Cara Memanggil Setan' hingga kini telah meraup hampir 700 ribu penonton.

Angka fantastis tersebut didasarkan dari rekap hasil tiket film di 56 bioskop yang tersebar di 18 kota besar di Indonesia, hingga hari ke 12.

Dengan hasil yang terbilang sukses ini, Produser '13 Cara Memanggil Setan', Ki Kusumo, optimistis film garapannya bakal menembus lebih dari 1 juta penonton dalam waktu dekat.

“Saya melihat animo masyarakat terhadap film horor yang diangkat dari kisah nyata lumayan tinggi. Apalagi, cara-cara memanggil setan yang ada di film ini dipaparkan secara gamblang. Ini penting, guna menambah wawasan baru terkait alam gaib yang ada di sekitar kita,” tutur Ki Kusumo kepada VIVAnews, di kantor Putra Kusuma Pictures, 21 April 2011.

Ki Kusumo menambahkan, meski awalnya Film 13 Cara Memanggil Setan menimbulkan kontroversi karena masyarakat banyak yang kesurupan usai mempraktikkan cara-cara memanggil setan setelah menonton film tersebut. Namun, film besutan sutradara A Leung Wong dari Hongkong itu tetap menarik perhatian masyarakat pecinta film horror tanah air.

Malah, kata Ki Kusumo, sejak didemo oleh Front Pembela Islam (FPI), karena adegan Debby Ayu dan Five Vi dinilai terlalu vulgar, respon masyarakat untuk menonton film ini tetap saja tinggi.

“Masyarakat kita sekarang lebih jeli, memilih mana film yang layak ditonton sebagai hiburan sekaligus penambah wawasan,” kata Ki Kusumo.

Film '13 Cara Memanggil Setan' dirilis di bioskop sejak 7 April 2011. Sejak tayang perdana, film yang dibintangi Debby Ayu dan Five Vi ini mampu menyedot pengunjung, dan memancing kontroversi, lantaran adegan-adegan panas yang diperankan kedua artis tersebut.

Pemutaran film itu kemudian memicu FPI menggelar demonstrasi bersama Laskar Pembela Islam (LPI) dan Gerakan Pembela Rasulullah (Gempur). Mereka berunjuk rasa ke kantor Lembaga Sensor Film (LSF) di Jl MT Haryono, Jakarta Selatan, Jumat kemarin.

“Jika dalam satu bulan pemerintah tak menurunkan film tersebut, kami akan mengambil tindakan. Dengan tegas kami nyatakan jika LSF tak bisa lagi menyensor film-film seperti itu, bubarkan saja,” kata Habib Salim Selon, Ketua DPD FPI DKI Jakarta, saat itu.

sumber : VIVAnews

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...