skip to main | skip to sidebar

Pages

Rabu, 03 Agustus 2011

Saat Tasya Beranjak Dewasa



Tasya bukan anak-anak lagi. Wajahnya memang sama menggemaskannya seperti dulu, suaranya pun masih terdengar sama dengan saat dia menyanyikan lagu 'Aku Anak Gembala'. Tapi Shafa Tasya Kamila dilahirkan di pada 22 November 1992. Artinya, usianya kini sudah hampir 19 tahun. Ia sudah berstatus sebagai mahasiswa semester ketiga di Universitas Indonesia.

Terjun ke dunia hiburan sejak balita, Tasya sadar bahwa inilah dunianya. Maka meski ia sudah tak bisa disebut penyanyi cilik lagi, Tasya tetap ingin eksis sebagai penyanyi. Kali ini dengan imej barunya sebagai penyanyi remaja yang ceria. Singel perdananya yang berjudul 'Say No' baru saja dirilis, dan rencananya akan jadi bagian dari album dewasanya yang pertama.

Ditemani kedua orang tuanya, Tasya berkunjung ke kantor Yahoo! Indonesia untuk berbicara tentang Tasya yang kini sudah beranjak dewasa.

Tasya masih belum bosan jadi penyanyi ya?
Karena aku berkecimpung di dunia entertainment dari usia 4 tahun, aku merasa ini udah dunia aku. Aku nggak mau ninggalin dunia ini, jadi target aku bisa eksis terus di dunia entertainment. However, aku kuliah ngambil akuntansi. Itu memang bukan tujuan aku, karena passion aku di musik. Tapi dunia entertainment itu berputarnya cepat banget, pasti ada saatnya kita di bawah. Aku pengennya punya kemampuan dan pendidikan yang bagus supaya aku nggak kelimpungan. Pendidikannya itu yang bagus, yang dibutuhkan banyak orang, dan yang nggak main-main juga belajarnya.

Kenapa pilih akuntansi?
Tadinya pengen kedokteran tapi jauh di Salemba, sedangkan rumahku di Cinere. Terus nanti aku belajar melulu, kapan nyanyinya? Hehehe.. Papaku sama kakakku kan akuntan, jadi mereka agak "menghasut" aku masuk akuntasi berhubung aku punya interest di bidang ekonomi. Nah, karena aku PMDK dan harus pilih satu, akhirnya aku pilih Akuntansi.

Wah, PMDK? Gimana caranya bisa jadi penyanyi tapi tetap berprestasi di sekolah?
Justru karena sejak kelas 1 SMA aku pengen masuk PMDK, aku ditawarin stripping selalu nolak. Aku targetnya pengen masuk UI dan menjaga ranking selalu di tiga besar. Aku pernah juga stripping, tapi bukan sinetron, sitkom. Jadi syutingnya lebih santai. Muka aku masih muncul di televisi tapi nggak terlalu terekspos.

Jadi selama sekolah dulu selalu rangking tiga besar?
Aku sebenarnya udah maintain ranking dari kelas 3 SD, apalagi pas SMA aku pengen banget PMDK. Dan karena udah terbiasa dari kecil selalu begitu, aku malah bingung kalau nggak sibuk. Kalau nggak sibuk malah keteteran karena jadi terlalu santai. Tapi kalau sibuk aku malah jadi fokus ngerjain semua satu-satu.

Masih ada waktu untuk main?
Main, pasti. Dulu waktu kecil kalau syuting selalu bawa otopet. Sekarang juga kalau syuting sore, malamnya masih bisa main sama teman-teman. Atau kalau lagi day-off, pasti aku pakai untuk kumpul sama teman-teman.

Sekarang di kampus IPK kamu berapa?
IPK 3,7 alhamdulillah, aku juga nggak expect bakal dapat IPK segitu karena aku mikirnya kemarin-kemarin udah serius belajar, sekarang fokus ke karir aja. Tapi alhamdulillah IPK-nya masih bagus.

Waktu memutuskan untuk jadi penyanyi dewasa, kamu ada bayangan ingin jadi seperti siapa?
Aku mengidolakan Jojo tapi sekadar idola aja, bukan berarti aku ter-influence oleh dia. Karena karakter suara aku mirip dengan dia, bright dan lebih cocok ke pop, easy listening, jadi diarahkannya ke pop. Aku nggak pengen kayak Jojo tapi dia jadi motivasi buat aku. Pokoknya aku pengen lagu pop yang seru, yang catchy, dan bisa relate dengan kehidupan remaja. Mirip dengan lagu-lagu waktu aku masih kecil, tapi dulu kan lagunya lagu anak-anak, sekarang lagu remaja yang temanya cinta-cintaan, tapi ceria. Misalnya gimana rasanya dideketin cowok, menolak cowok gombal, kayak gitu lah.

Apa aja yang kamu lakukan di singel dan album baru ini?
Selain nyanyi, aku sempat mengubah beberapa lirik supaya sesuai dengan karakter remaja, karena yang nulis lirik lebih tua dari aku. Target market aku sebenarnya yang di bawah 18 tahun, jadi kata-katanya aku sesuaikan. Aransemennya sih sama mas Tohpati.

Terbebanikah dengan orang-orang yang masih menganggap kamu penyanyi cilik?
Nggak juga, justru itu sebuah challenge untuk membuat orang-orang melihat bahwa aku udah remaja. Aku juga lompatannya nggak terlalu jauh, nggak langsung ke dewasa tapi ke remaja dulu. Aku nggak mau paksain juga, karena orang-orang belum lihat sisi remaja aku seperti apa, kan? Aku juga maklum kalau orang-orang berpikir seperti itu, karena aku memang terjun ke dunia entertainment awalnya sebagai penyanyi cilik.

Tasya itu remaja yang seperti apa sih?
Aku remaja yang ceria. Hahaha... Yang jelas aku happy, usil, suka ngisengin orang-orang, dan kadang-kadang suka jadi korban bully soalnya kata teman-teman aku, muka aku pasrah banget. Hahaha...

Jarang galau dong ya?
Galau, jarang. Karena aku nggak pernah memikirkan masalah sampai gimana banget. Ya paling dipikirin sendiri, nggak usah ditunjukkin. Kalau lagi bad mood aku biasanya main piano. Meskipun nggak jago-jago banget, main piano bikin aku rileks. Nyanyi juga, pastinya. Dan makan. Aku suka banget pasta sama sushi. Sama makanan Indonesia.

Siapa musisi yang kamu suka?
Selain Jojo, aku dengerin Rihanna dan Alicia Keys. Kalau yang lokal aku selalu suka sama tante Rossa, soalnya dia sahabatku.

Gimana rasanya kemarin Tasya mewawancara David Cook, Maher Zain, dan Alexandra Burke di Vietnam?
Nervous pastinya, tapi aku harus profesional. Dan ternyata mereka asyik, kok. Wawancara sama Alexandra Burke menyenangkan sekali, dia orangnya talkative, ceria, dan ujung-ujungnya malah aku yang diwawancara dia. Dia amazed banget aku udah 11 tahun Sony Music dan udah nyanyi dari umur 7 tahun, dan aku masih kuliah, dia takjub banget. Terus aku suruh dia nyanyi lagu aku yang 'Say No' dan dia mau ngikutin. Aku rekam kok.

Waktu masih jadi penyanyi cilik dulu, sempat merasa terkekang atau stres?
Karena aku memang banci tampil, jadi malah senang. Hahaha.. Aku memang senang dan aku terlibat dalam decision making juga. Mama nggak pernah nyuruh-nyuruh, 'Besok kamu syuting di sini,' dan sebagainya, tapi aku selalu ditanya dulu, 'Kamu ditawarin begini-begini-begini, kamu mau nggak?' Terus kalau aku ada acara ulang tahun teman, misalnya, aku bilang sama mama, 'Ma, aku besok nggak bisa syuting', atau aku mau istirahat dulu, terserah aku. Selalu dibikin supaya aku ngejalaninnya fun, supaya aku nggak kena star syndrome juga, biar aku bisa mendapatkan masa kanak-kanakku juga, jadi aku nggak terlalu dikekang.

Tasya kan jadi seleb sejak kecil. Gimana caranya supaya tetap rendah hati?
Akupunya keluarga dan orang-orang terdekat yang nggak menganggap aku seleb. Mereka memperlakukan aku secara fair, jadi aku merasa aku biasa aja, nggak jadi besar kepala. Dan karena aku dari kecil didekatkan dengan agama, jadi aku nggak stress kalau lagi sibuk dan banyak kegiatan. Aku selalu bersyukur masih diberi kesempatan untuk belajar dan terus eksis di dunia entertainment.

Menurut Tasya, kenapa Indonesia sekarang kekurangan penyanyi cilik?
Mungkin media untuk promosinya juga kurang. Dulu kan ada tangga lagu anak-anak. Aku nggak tahu kenapa, sekarang nggak ada. Sejak generasi aku, Joshua, Tina Toon, dan kak Sherina udah beranjak dewasa, media masih memantau kita. Pengennya sih ada regenerasi lah, mungkin musiknya dikemas seperti musik zaman sekarang. Justin Bieber, misalnya. Tapi lirik lagunya bertema anak-anak.

Saat manggung, masih suka diminta nyanyiin lagu 'Aku Anak Gembala' nggak?
Oh, masih. Sering kok, diminta nyanyiin lagu anak-anak. Untungnya audience-nya juga sadar bahwa aku udah gede, jadi aku masih sering diminta tampil untuk menyanyikan lagu anak-anak, tapi sebagai Kak Tasya. Aku jadi sosok kakak yang menyanyikan lagu untuk adik-adiknya. Ya gitu deh, karena nggak ada penyanyi cilik lagi. Dan album-album lama aku juga masih dijual, liriknya juga masih abadi dan masih bisa dinyanyikan.





sumber : http://id.omg.yahoo.com/blogs/blog-editor/saat-tasya-beranjak-dewasa-125812114.html

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...