skip to main | skip to sidebar

Pages

Minggu, 11 September 2011

Memecat Wim Rijsbergen Bukan Pilihan Bijak

Judul di atas bukan bermaksud untuk membela pelatih kepala tim nasional Indonesia, Wilhelmus Gerardus Rijsbergen. Tapi untuk mencoba mengajak sebagian pecinta bola tanah air mendinginkan kepala. Usai Indonesia ditekuk Bahrain 0-2 di pertandingan kedua putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia (PPD) 2014 zona Asia, Selasa (6/9), kecaman dan kritik pedas melayang ke PSSI dan paling utama ialah pelatih Wim Rijsbergen. Sebelum ditekuk Bahrain, Indonesia dibungkam Iran dengan skor 3-0. Rijsbergen dinilai banyak kalangan tidak mampu mengolah potensi dan kemampuan Firman Utina dkk. Orang-orang semakin kesal dengan Rijsbergen yang menyalahkan anak asuhnya saat jumpa pers pasca pertandingan kedua Grup E tersebut. "Mereka bukan tim saya. Mereka bukan pemain pilihan saya. Tim ini tidak siap berlaga di level internasional seperti ini," cetus pria Belanda tersebut. Yang lebih menghebohkan ialah muncul kabar kalau Rijsbergen memaki dengan kata-kata kasar kepada seluruh pemain timnas di ruang ganti saat turun minum di laga melawan Bahrain. Hal itu diungkapkan oleh Alfred Riedl, mantan pelatih kepala timnas Indonesia, saat diwawancarai oleh situs Goal.com, Kamis (8/9). "Saya mendengar dari berbagai saksi bahwa pelatih menghina pemain saat turun minum melawan Bahrain. Dia berteriak "f*ck you all, apabila kalian tidak bermain baik di babak kedua saya akan tendang kalian semua dari tim ini (If you don't play better in the second half I will kick all of you out). Bukan main tapi sungguh nyata!," jelas Riedl. Desakan pun muncul kepada PSSI untuk memecat Rijsbergen dan menggantinya dengan sosok Rahmad Darmawan atau Alfred Riedl, yang sebelumnya 'dibuang' PSSI. Tapi apakah situasi akan membaik apabila Rijsbergen dipecat? Ingat, Indonesia akan kembali menjalani pertandingan ketiga putaran ketiga PPD 2014 zona Asia melawan Qatar pada 11 Oktober 2011 nanti. Dengan waktu yang sangat singkat, mustahil timnas akan meraih hasil bagus saat menghadapi Qatar jika ada pergantian pelatih. Pelatih yang baru, siapa pun dia, butuh adaptasi yang cukup. Begitupula para pemain. Malah dikhawatirkan kondisi mental para pemain timnas semakin tidak menentu jika ada pergantian pelatih. Meski nama Riedl sempat menjadi trending topic di situs jejaring sosial Twitter usai laga Indonesia vs Bahrain, bukan berarti pelatih asal Austria itu langsung bisa menyulap timnas menjadi tim yang hebat. Rahmad Darmawan pun sebaiknya tetap diberikan kebebasan mengolah timnas U-23 yang sedang berlatih untuk menghadapi SEA Games Jakarta-Palembang. Jangan sampai konsentrasi Rahmad terpecah karena harus menangani dua tim yang berbeda. SEA Games Jakarta-Palembang sangat penting, apalagi timnas U-23 diisi banyak pemain muda berbakat yang sangat sayang jika tidak ditangani dengan optimal. PSSI sebaiknya tetap mempertahankan Wim Rijsbergen sampai timnas benar-benar melewati semua pertandingan putaran ketiga kualifikasi PPD 2014 zona Asia. Sembari tetap menekankan profesionalisme kepada Rijsbergen. Ada baiknya dalam waktu dekat PSSI mengajak Rijsbergen, staf kepelatihan dan seluruh anggota timnas duduk bersama membicarakan masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya. Solusi di timnas bisa dicari dengan cara komunikasi yang baik. Rijsbergen pasti kecewa dengan dua hasil yang diraih timnya, begitupula Bambang Pamungkas dkk. Yang penting keharmonisan dan kebersamaan tim jangan sampai hancur karena hal-hal yang bersifat emosional sesaat. sumber : http://id.berita.yahoo.com/blogs/arena/memecat-wim-rijsbergen-bukan-pilihan-bijak-084247203.html

Artikel Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...