Kalimat “Laa ilaaha illallah” adl kalimat yg sangat agung sehingga Nabi SAW bersabda bahwa sebaik-baiknya dzikir adl kalimat “Laa ilaaha illallah.” Kalimat ini juga selalu diulang-ulang oleh kaum muslimin baik anak kecil atau dewasa. Bahkan dia adl satu syarat yg harus diucapkan oleh orang yg akan masuk Islam. Dia selalu dibaca dalam sholat lima waktu baik siang sore malam atau dibaca ketika dzikir setelah shalat.
Tetapi pertanyaannya adalah “Apakah kita sudah tahu apa makna syarat dan yg membatalkan syahadat “Laa ilaaha illallah” ini?” Di sini kami akan berusaha menjelaskan makna “Laa ilaaha illallah” yg benar dan sesuai dgn pemahaman para ulama’.
Makna “Laa ilaaha illallah” Makna “Laa ilaaha illallah” sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ulama’ adalah Tiada tuhan yg berhak menerima ibadah kecuali Allah SWT.
Potongan “Laa ilaaha” adl menafikan/meniadakan tuhan apa saja yg dianggap berhak menerima penyembahan.
Sementara “Illallah” adl itsbat/menetapkan hak menerima penyembahan hanya utk Allah.
Maka makna secara global adalah “Tiada tuhan” yg berhak disembah dgn artian kita meletakkan kalimat “yang berhak disembah” setelah kalimat “Tiada tuhan”.
Tetapi kalau kita artikan dgn “Tidak ada tuhan” tanpa meletakkan kalimat keterangan “yang berhak disembah” maka makna yg timbul adl “Tidak ada tuhan” saja. Padahal makna ini bertentangan dgn kenyataan yg ada. Karena di sekeliling kita banyak sekali objek yg dijadikan tuhan oleh manusia. Dari bebatuan pohon patung kayu sampai binatang ternak. Lalu bagaimana kita bisa katakan “Tidak ada tuhan” sementara ada sapi yg jadi tuhan dan ada pohon yg jadi tuhan?
Ini semua menunjukkan bahwa selain Allah ada objek lain yg dijadikan sebagai tuhan namun “tuhan-tuhan” buatan tadi tidak ada yg berhak utk disembah krn mereka memang tak punya hak akan hal itu. Berbeda dgn keberadaan Allah yg punya hak penuh utk diibadahi oleh ciptaan-Nya. Jadi jelaslah letak kesalahan makna yg kedua tadi.
BEBERAPA TAFSIRAN YANG SALAH Ada beberapa orang yg menafsirkan “Laa ilaaha illallah” dgn tafsiran yg salah antara lain
“Laa ilaaha illallah” artinya “Tidak ada sesembahan kecuali Allah.” Ini tentu tidak benar krn hal itu akan menimbulkan makna yg salah yaitu “Bahwa apa saja yg disembah baik itu yg haq ataupun yg bathil maka itu adl Allah.”
“Laa ilaaha illallah” artinya “Tidak ada pencipta selain Allah.” Makna seperti ini belum lengkap krn hanya menetapkan makna tauhid rububiyyah Allah saja sedangkan tauhid ada tiga macam Tauhid Rububiyah Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma’ dan Sifat.
“Laa ilaaha illallah” artinya “Tidak ada Hakim selain Allah.” Makna ini juga kurang tepat krn hanya menjelaskan sebagian makna “Laa ilaaha illallah.”
Penafsiran-penafsiran ini banyak sekali ditulis dalam buku-buku dan difahami oleh kaum muslimin jarang sekali kaum muslimin di Indonesia memahami makna kalimat ini dgn pemahaman yg benar.
MAKNA MUHAMMAD RASULULLAH. Adapun makna Muhammad Rasulullah adalah “Bersaksi bahwa Muhammad adl hamba dan utusan Allah utk semesta alam serta mengamalkan apa yg diperintahkan menjauhi semua yg dilarang oleh beliau mempercayai khabar yg bersumber dari beliau dan tidak beribadah kecuali sesuai dgn tuntunan dari Rasulullah SAW.”
KESIMPULAN YANG DAPAT DIAMBIL ADALAH
Makna syahadah “Laa ilaaha illallah” yg benar adl “Tiada tuhan yg berhak disembah kecuali Allah”.
Ada beberapa tafsiran yg kurang tepat tentang “Laa ilaaha illallah” yg berkembang di kalangan muslimin di antaranya
Tidak ada tuhan kecuali Allah. Ini kurang benar krn bertentangan dgn kenyataan.
Tidak ada pencipta selain Allah.
Tidak ada penentu hukum selain Allah. Kedua tafsiran ini kurang lengkap krn hanya mengandung sepotong makna dari keseluruhan makna “Laa ilaaha illallah”.
Kesaksian bahwa Muhammad Rasul Allah adl dgn melaksanakan semua yg diperintahkan menjauhi apa yg dilarang mempercayai khabar darinya dan beribadah sesuai dgn tuntunannya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad keluarga dan para pengikutnya.
Wallahu a’lam. .
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm
Tetapi pertanyaannya adalah “Apakah kita sudah tahu apa makna syarat dan yg membatalkan syahadat “Laa ilaaha illallah” ini?” Di sini kami akan berusaha menjelaskan makna “Laa ilaaha illallah” yg benar dan sesuai dgn pemahaman para ulama’.
Makna “Laa ilaaha illallah” Makna “Laa ilaaha illallah” sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ulama’ adalah Tiada tuhan yg berhak menerima ibadah kecuali Allah SWT.
Potongan “Laa ilaaha” adl menafikan/meniadakan tuhan apa saja yg dianggap berhak menerima penyembahan.
Sementara “Illallah” adl itsbat/menetapkan hak menerima penyembahan hanya utk Allah.
Maka makna secara global adalah “Tiada tuhan” yg berhak disembah dgn artian kita meletakkan kalimat “yang berhak disembah” setelah kalimat “Tiada tuhan”.
Tetapi kalau kita artikan dgn “Tidak ada tuhan” tanpa meletakkan kalimat keterangan “yang berhak disembah” maka makna yg timbul adl “Tidak ada tuhan” saja. Padahal makna ini bertentangan dgn kenyataan yg ada. Karena di sekeliling kita banyak sekali objek yg dijadikan tuhan oleh manusia. Dari bebatuan pohon patung kayu sampai binatang ternak. Lalu bagaimana kita bisa katakan “Tidak ada tuhan” sementara ada sapi yg jadi tuhan dan ada pohon yg jadi tuhan?
Ini semua menunjukkan bahwa selain Allah ada objek lain yg dijadikan sebagai tuhan namun “tuhan-tuhan” buatan tadi tidak ada yg berhak utk disembah krn mereka memang tak punya hak akan hal itu. Berbeda dgn keberadaan Allah yg punya hak penuh utk diibadahi oleh ciptaan-Nya. Jadi jelaslah letak kesalahan makna yg kedua tadi.
BEBERAPA TAFSIRAN YANG SALAH Ada beberapa orang yg menafsirkan “Laa ilaaha illallah” dgn tafsiran yg salah antara lain
“Laa ilaaha illallah” artinya “Tidak ada sesembahan kecuali Allah.” Ini tentu tidak benar krn hal itu akan menimbulkan makna yg salah yaitu “Bahwa apa saja yg disembah baik itu yg haq ataupun yg bathil maka itu adl Allah.”
“Laa ilaaha illallah” artinya “Tidak ada pencipta selain Allah.” Makna seperti ini belum lengkap krn hanya menetapkan makna tauhid rububiyyah Allah saja sedangkan tauhid ada tiga macam Tauhid Rububiyah Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma’ dan Sifat.
“Laa ilaaha illallah” artinya “Tidak ada Hakim selain Allah.” Makna ini juga kurang tepat krn hanya menjelaskan sebagian makna “Laa ilaaha illallah.”
Penafsiran-penafsiran ini banyak sekali ditulis dalam buku-buku dan difahami oleh kaum muslimin jarang sekali kaum muslimin di Indonesia memahami makna kalimat ini dgn pemahaman yg benar.
MAKNA MUHAMMAD RASULULLAH. Adapun makna Muhammad Rasulullah adalah “Bersaksi bahwa Muhammad adl hamba dan utusan Allah utk semesta alam serta mengamalkan apa yg diperintahkan menjauhi semua yg dilarang oleh beliau mempercayai khabar yg bersumber dari beliau dan tidak beribadah kecuali sesuai dgn tuntunan dari Rasulullah SAW.”
KESIMPULAN YANG DAPAT DIAMBIL ADALAH
Makna syahadah “Laa ilaaha illallah” yg benar adl “Tiada tuhan yg berhak disembah kecuali Allah”.
Ada beberapa tafsiran yg kurang tepat tentang “Laa ilaaha illallah” yg berkembang di kalangan muslimin di antaranya
Tidak ada tuhan kecuali Allah. Ini kurang benar krn bertentangan dgn kenyataan.
Tidak ada pencipta selain Allah.
Tidak ada penentu hukum selain Allah. Kedua tafsiran ini kurang lengkap krn hanya mengandung sepotong makna dari keseluruhan makna “Laa ilaaha illallah”.
Kesaksian bahwa Muhammad Rasul Allah adl dgn melaksanakan semua yg diperintahkan menjauhi apa yg dilarang mempercayai khabar darinya dan beribadah sesuai dgn tuntunannya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Muhammad keluarga dan para pengikutnya.
Wallahu a’lam. .
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm
0 comments:
Posting Komentar