(Jakarta- IMN) Sandeq merupakan sebutan untuk perahu layar tradisional khas masyarakat suku Mandar, Sulawesi Barat. Perahu ini memiliki panjang lambung sekitar 7 sampai 11 meter dan lebar 60 sampai 80 sentimeter, dan di samping kiri-kanannya dipasang cadik yang terbuat dari bambu sebagai penyeimbang. Dilihat secara sekilas, perahu ini terkesan rapuh dan mudah rusak ketika mengarungi ombak. Tetapi, di balik itu semua tersimpan kekuatan yang luar biasa. Tercatat pada masa lampau, perahu tersebut mampu berlayar mengarungi beberapa pulau di Nusantara bahkan mampu berlayar sampai ke Madagaskar.
Menurut Horst H Liebner, peneliti sandeq asal Jerman, perahu sandeq merupakan perahu tradisional tercepat yang pernah ada di Austronesia. Selain itu, sandeq juga dikenal memiliki ketangguhan dalam menghadapi angin dan gelombang saat mengarungi laut lepas. Hal ini menunjukkan bahwa para pembuat sandeq tampaknya sangat cermat dalam merancang pembuatan perahu tersebut.
Bagi masyarakat suku Mandar, dahulu kala sandeq dimanfaatkan untuk mencari ikan di laut lepas di kala laut begitu tenang dan ikan mudah didapat. Tetapi, ketika kondisi sebaliknya, para nelayan Mandar lebih banyak memarkir kapal mereka di bibir pantai. Untuk mengisi waktu, terkadang mereka menggelar lomba adu cepat perahu sandeq. Biasanya, lomba yang diadakan hanya sebatas melatih kemampuan dalam melakukan manuver dengan cara memutari area yang telah ditetapkan, yaitu tiga titik lingkaran yang tidak jauh dari bibir pantai.
Dalam perkembangannya, mulai tahun 1995, lomba perahu sandeq dipertandingkan secara profesional oleh masyarakat suku Mandar yang diprakarsai oleh Horst H Liebner. Sejak saat itu, perlombaan perahu sandeq terus dilaksanakan, bahkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menjadikan lomba perahu sandeq sebagai salah satu kegiatan tahunan provinsi tersebut dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus. Dengan cara inilah, pemerintah setempat berupaya menjaga dan melestarikan warisan budaya bahari masyarakat suku Mandar sebagai aset budaya Sulawesi Barat agar tidak punah.
B. Keistimewaan
Lomba perahu sandeq merupakan salah satu olahraga yang memberikan tantangan kepada para peserta yang akan berlomba. Para peserta akan ditantang untuk mengarungi laut sepanjang 300 mil yang terbentang dari Mamuju, Sulawesi Barat hingga ke Makassar, Sulawesi Selatan dengan waktu tempuh selama 10 hari. Lomba yang dimulai dari Pelabuhan Mamuju menuju Pantai Losari tersebut, akan melewati enam etape perlombaan yang melewati daerah Majene, Polewali, Ujung Lero, Parepare, dan Barru di Sulawesi Barat, dan berakhir di Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam lomba ini, para peserta dituntut memiliki persiapan yang matang dalam mengarungi laut yang terbentang luas. Di samping itu, peserta juga dituntut memiliki kacakapan dan ketangkasan dalam menghadapi gelombang laut, pintar membaca angin, tepat di dalam menentukan pergantian awak, serta memiliki keterampilan tinggi dalam mengendalikan perahu agar selamat sampai garis finis.
Lomba perahu sandeq akhir-akhir ini mendapat sambutan yang luar biasa dari berbagai kalangan. Para peserta yang mengikuti lomba ini makin meningkat. Mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan ada yang dari mancanegara, seperti Australia, Amerika, Jerman, Jepang, dan lain-lain.
C. Lokasi
Lomba Perahu Sandeq dimulai (start) dari Pelabuhan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat dan finis di Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
D. Akses
Untuk mencapai lokasi, para wisatawan dapat menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi. Perjalanan dimulai dari Bandara Tampa Padang yang terletak di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Dari bandara tersebut perjalanan kemudian dilanjutkan ke Pelabuhan Mamuju dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
E. Harga Tiket
Dalam proses konfirmasi.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Bagi para wisatawan yang datang dari luar kota dan ingin menginap, tidak perlu khawatir karena di Kota Mamuju banyak tersedia hotel yang nyaman untuk ditempati. Kehadiran restoran dan rumah makan di Kota Mamuju yang menyajikan beraneka menu masakan Sulawesi Barat, akan memanjakan para wisatawan dalam memilih tempat yang tepat untuk bersantap di kala perut terasa lapar.
(Noor Fadlli/wm/53/06-08)