Tsunami hantam Jepang
Gempa yang mengakibatkan tsunami di Jepang diperkirakan berasal dari proses subduksi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Subduksi adalah benturan antara lempeng samudra dengan lempeng benua. Subduksi di Jepang terjadi karena penghunjaman lempeng pasifik di bawah negara itu," kata ahli kegempaan tektonik jurusan Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Dr. Subagyo Pramumijoyo, kepada VIVAnews.com, Jumat, 11 Maret 2011.
Dua gempa memicu tsunami yang lalu menerjang Jepang pada pukul 14.46 waktu setempat, Jumat, 11 Maret 2011. Gempa pertama berkekuatan 8,8 Skala Richter dan gempa kedua terjadi 30 menit kemudian dengan kekuatan 7,4. Tsunami menghantam sejumlah daerah di pesisir laut Jepang.
Subagyo menekankan pada BMKG agar tetap waspada dan cepat tanggap terhadap kemungkinan ini. "Warning system harus diberlakukan saat bencana mendekat dan penduduk sudah diingatkan untuk menjauh dari daerah pantai," kata dia.
Tsunami yang melanda Jepang turut merayap hingga ke Indonesia. Papua adalah daerah yang berpotensi besar terkena dampak Tsunami. Kemungkinan daerah lain di Indonesia turut terkena dampaknya sangatlah kecil.
Lebih lanjut Subagyo mengingatkan, agar penduduk Indonesia khususnya di Papua, agar tidak panik terhadap bencana ini. "Karena diperkirakan kekuatan Tsunami itu akan berkurang ketika sampai di Papua. Banyaknya pulau lain diantara Jepang dan Papua seperti Filipina, dapat memecah kekuatan Tsunami. Jauhnya jarak Jepang Indonesia juga berpengaruh," kata Subagyo.
sumber : VIVAnews
0 comments:
Posting Komentar