Ada fenomena misterius yang dialami sejumlah pria setelah bercinta. Pasca mencapai klimaks, mereka akan segera merasakan gejala seperti sakit flu berat. Ilmuwan Belanda mendoagnosis hal tersebut kemungkinan besar akibat alergi terhadap air mani mereka sendiri.
Kondisi ini dikenal sebagai sindroma penyakit pasca-orgasmik, atau POIS. Meskipun ilmuwan mulai mengindentifikasi penyakit 'aneh' ini selama sepuluh tahun, masih sulit menemukan penderitanya. Sebab, diduga banyak penderitanya yang malu memberitahu dokter.
POIS memiliki gejala seperti demam, hidung berair, kelelahan yang ekstrem dan mata terbakar. Sindroma ini menyerang pria sesaat setelah mengalami klimaks dan dapat bertahan hingga seminggu.
Marcel Waldinger, seorang profesor Psikofamakologi seksual di Universitas Utrecht di Belanda, dan timnya menganalisis 45 orang yang didiagnosis memiliki POIS.
Dikutip dari Huffingtonpost, 33 pasien setuju menjalani tes alergi menggunakan uji standar dengan menyuntikkan air mani yang diencerkan pada kulit. Dari jumlah tersebut, 29 orang (88 persen) mengalami reaksi alergi kulit atau autoimun.
Waldinger menyatakan, pengobatan POIS yang disebut 'hyposensitisation'. Mereka akan menerima suntikan pada kulit dengan air mani encer dan bertahap dinaikkan kekentalannya.
Pada tahun ketiga, gejala alergi mengalami penurunan drastis.
sumber : VIVAnews
Kondisi ini dikenal sebagai sindroma penyakit pasca-orgasmik, atau POIS. Meskipun ilmuwan mulai mengindentifikasi penyakit 'aneh' ini selama sepuluh tahun, masih sulit menemukan penderitanya. Sebab, diduga banyak penderitanya yang malu memberitahu dokter.
POIS memiliki gejala seperti demam, hidung berair, kelelahan yang ekstrem dan mata terbakar. Sindroma ini menyerang pria sesaat setelah mengalami klimaks dan dapat bertahan hingga seminggu.
Marcel Waldinger, seorang profesor Psikofamakologi seksual di Universitas Utrecht di Belanda, dan timnya menganalisis 45 orang yang didiagnosis memiliki POIS.
Dikutip dari Huffingtonpost, 33 pasien setuju menjalani tes alergi menggunakan uji standar dengan menyuntikkan air mani yang diencerkan pada kulit. Dari jumlah tersebut, 29 orang (88 persen) mengalami reaksi alergi kulit atau autoimun.
Waldinger menyatakan, pengobatan POIS yang disebut 'hyposensitisation'. Mereka akan menerima suntikan pada kulit dengan air mani encer dan bertahap dinaikkan kekentalannya.
Pada tahun ketiga, gejala alergi mengalami penurunan drastis.
sumber : VIVAnews
0 comments:
Posting Komentar