Mamuju - Wakil Presiden Boediono mengatakan, Indonesia berpeluang menggeser negara Pantai Gading sebagai negara penghasil kakao dunia karena negara tersebut kini berhenti mengekspor kakao akibat dilanda krisis politik. "Saat ini negara pantai Gading merupakan negara penghasil kakao terbesar dunia setelah Indonesia. Namun, kondisi negara pantai gading yang dilanda krisis politik membuka peluang Indonesia menempati peringkat pertama penghasil komoditi kakao dunia," kata Boediono saat mengikuti temu wicara dengan petani kakao di Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat.
Menurut Wapres, gejolak politik di pantai Gading juga berdampak positif membaiknya harga kakao di Indonesia yang saat ini harga pada tingkat petani sekitar Rp27.000/kilogram.
"Harga kakao kembali membaik setelah pantai gading berhenti melakukan ekspor kakao, sehingga kakao Indonesia berpeluang mewujudkan impian menjadi produsen kakao nomor satu dan itu perlu kerja keras semua pihak," katanya.
Apalagi, produksi kakao di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ini juga salah satu dampak program gerakan nasional peningkatan produksi dan mutu kakao yang telah berjalan sejak 2008 silam.
"Program ini akan kita lanjutkan hingga tahun 2014 mendatang. Ini dilakukan karena kakao salah satu komoditi perkebunan berbasis ekonomi rakyat," jelasnya.
Boedino juga mengatakan, kegiatan gernas pro kakao ini hendaknya dibarengi dengan membangun industri pengolahan kakao.
Menurut Wapres, selama ini industri pengolahan kakao lebih banyak dikerjakan oleh negara lain.
"Kita jangan berhenti hanya pada mengekspornya, tetapi kita harus bisa membangun industri pengolahannya. Ini merupakan nilai tambah yang harus kita raih," katanya.
Dengan begitu, dana yang semula berada di luar negeri bisa kembali ke kas negara dan bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas melalui rehabiltasi, revitalisasi, intensifikasi dan pembangunan infrastruktur pendukung industri kakao.
Komoditi kakao Indonesia, kata dia, semakin membaik khususnya di Sulbar yang penduduknya sekitar 60 persen bercocok tanam kakao.
Sementara Gubernur Anwar mengatakan, Sulawesi merupakan produsen terbesar kakao secara nasional khususnya Sulawesi Barat.
"Indonesia merupakan produsen terbesar kedua kakao setelah Pantai Gading. Secara nasional Sulawesi menyumbang 72 persen produksi kakao, dan khusus Sulawesi Barat menyumbang 24 persen," katanya.
Anwar menambahkan, kakao telah memberikan kontribusi bagi kesejahteraan rakyat Sulawesi meskipun akhir-akhir ini petani kakao bingun menghadapi hama penggerak tanaman kakao.
"Sekitar 71 persen kesejahteraan rakyat berasal dari kakao. Dari 80 persen petani di Sulawesi, 64 persen adalah petani kakao yang tingkat kesejahteraannya semakin baik dan bahkan petani kakao mampu menunaikan ibadah haji hasil penjualan komoditi kakao," katanya.
sumber : http://id.news.yahoo.com/antr/20110218/tbs-indonesia-berpeluang-geser-pantai-ga-251e945.html
0 comments:
Posting Komentar