PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui anak usahanya, PT Bakrie Metal Industries dengan PT Gunanusa Utama Fabricators menjalin kerja sama bisnis dengan Batterjee Holding Company, sebuah perusahaan terkemuka di Saudi Arabia, untuk membangun pelataran anjungan dan fabrikasi bagi eksplorasi migas di Timur Tengah.
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Bobby Gafur Umar, mengatakan, naskah kesepakatan untuk mewujudkan kerja sama usaha tersebut, sudah ditandatangani. "Benar, naskah MOU-nya sudah ditandatangani di Saudi Arabia, 12 Maret lalu," kata Bobby, Minggu (13/3/2011) di Jakarta.
Bobby bersama Komisaris Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Irwan Syarkawi, mendampingi Direktur Keuangan/Chief Financial Oficer PT Bakrie & Brothers Tbk, Eddy Soeparno menandatangani MOU tersebut.
Dijelaskan oleh Bobby, kebutuhan akan pekerjaan konstruksi dan fabrikasi untuk anjungan lepas pantai di negara-negara Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia, sangat besar. Tetapi, negara-negara kaya minyak tersebut, justru sangat tergantung kemampuan negara-negara di luar kawasan itu untuk memenuhi kebutuhannya.
"PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Gunanusa Utama Fabricators memiliki pengalaman yang luas sebagai pengembang dan fabrikator anjungan-anjungan atau platform dan yard untuk kebutuhan eksplorasi migas lepas pantai," ujarnya.
Berbekal kemampuan rekayasa dan industri tersebut, bersama-sama dengan Batterjee Holding Company dari Saudi Arabia, Bakrie dan Gunanusa kemudian menjajaki peluang bisnis di kawasan Timur Tengah.
Bobby menjelaskan, sektor migas di kawasan Timur Tengah memiliki potensi sangat besar bagi sektor konstruksi dan fabrikasi. Sebagai contoh, saat ini investasi yang telah dikucurkan untuk proyek-proyek infrastruktur di kawasan Timur Tengah mencapai 2,5 triliun dolar Amerika.
Peluang yang sangat menjanjikan terus tumbuh untuk berbagai proyek infrastruktur, terutama sejak Saudi Arabia memutuskan mengucurkan dana segar untuk berbagai macam proyek migas, termasuk di antaranya anjungan lepas pantai, oil platform, offshore receiving terminal dengan nilai investasi hingga 400 miliar dollar AS.
Kegiatan konstruksi dan fabrikasi di Saudi Arabia ini juga merupakan langkah strategis yang dipersiapkan lama untukfluktuasi kenaikan harga minyak bumi yang diperkirakan meningkat hingga 3-5 tahun mendatang.
Secara umum setiap kenaikan 10 dollar AS atas minyak bumi, setara dengan penambahan tingkatan pengembalian investasi (IRR) sebesar 2 persen.
sumber : KOMPAS.com
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Bobby Gafur Umar, mengatakan, naskah kesepakatan untuk mewujudkan kerja sama usaha tersebut, sudah ditandatangani. "Benar, naskah MOU-nya sudah ditandatangani di Saudi Arabia, 12 Maret lalu," kata Bobby, Minggu (13/3/2011) di Jakarta.
Bobby bersama Komisaris Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Irwan Syarkawi, mendampingi Direktur Keuangan/Chief Financial Oficer PT Bakrie & Brothers Tbk, Eddy Soeparno menandatangani MOU tersebut.
Dijelaskan oleh Bobby, kebutuhan akan pekerjaan konstruksi dan fabrikasi untuk anjungan lepas pantai di negara-negara Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia, sangat besar. Tetapi, negara-negara kaya minyak tersebut, justru sangat tergantung kemampuan negara-negara di luar kawasan itu untuk memenuhi kebutuhannya.
"PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Gunanusa Utama Fabricators memiliki pengalaman yang luas sebagai pengembang dan fabrikator anjungan-anjungan atau platform dan yard untuk kebutuhan eksplorasi migas lepas pantai," ujarnya.
Berbekal kemampuan rekayasa dan industri tersebut, bersama-sama dengan Batterjee Holding Company dari Saudi Arabia, Bakrie dan Gunanusa kemudian menjajaki peluang bisnis di kawasan Timur Tengah.
Bobby menjelaskan, sektor migas di kawasan Timur Tengah memiliki potensi sangat besar bagi sektor konstruksi dan fabrikasi. Sebagai contoh, saat ini investasi yang telah dikucurkan untuk proyek-proyek infrastruktur di kawasan Timur Tengah mencapai 2,5 triliun dolar Amerika.
Peluang yang sangat menjanjikan terus tumbuh untuk berbagai proyek infrastruktur, terutama sejak Saudi Arabia memutuskan mengucurkan dana segar untuk berbagai macam proyek migas, termasuk di antaranya anjungan lepas pantai, oil platform, offshore receiving terminal dengan nilai investasi hingga 400 miliar dollar AS.
Kegiatan konstruksi dan fabrikasi di Saudi Arabia ini juga merupakan langkah strategis yang dipersiapkan lama untukfluktuasi kenaikan harga minyak bumi yang diperkirakan meningkat hingga 3-5 tahun mendatang.
Secara umum setiap kenaikan 10 dollar AS atas minyak bumi, setara dengan penambahan tingkatan pengembalian investasi (IRR) sebesar 2 persen.
sumber : KOMPAS.com
0 comments:
Posting Komentar