Kota terpadat dan paling sengkarut di dunia, Mumbai punya solusi unik bagi para pejalan kaki. Pemerintah kota Mumbai (MMRDA) membangun skywalks atau trotoar melayang yang membelah kota berpenduduk 21 juta orang ini.
Mumbai Skywalks atau Trotoar melayang di Mumbai (tpf.eu) |
Trotoar melayang menggantikan trotoar yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima, toko-toko dan pasar kaget sehingga tak ada lagi ruang yang cukup buat para pejalan kaki. Trotoar ini bentuknya seperti jembatan penyeberangan namun jauh lebih panjang dan lebar.
Trotoar melayang ini disebut "yellow caterpillars" atau ulat kuning, karena konstruksinya dicat kuning dengan atap setengah lingkaran yang membentang panjang mirip ulat. Pembangunan trotoar melayang ini dimulai pada 2008, rencananya pemerintah kota Mumbai akan membangun 36 trotoar melayang dan akan menghubungkan stasiun kereta di Mumbai, pertokoan, pangkalan taksi dan halte bus.
Trotoar melayang ini disebut "yellow caterpillars" atau ulat kuning, karena konstruksinya dicat kuning dengan atap setengah lingkaran yang membentang panjang mirip ulat. Pembangunan trotoar melayang ini dimulai pada 2008, rencananya pemerintah kota Mumbai akan membangun 36 trotoar melayang dan akan menghubungkan stasiun kereta di Mumbai, pertokoan, pangkalan taksi dan halte bus.
Setiap hari, pemerintah kota Mumbai memperkirakan ada 14 juta warganya yang berjalan kaki. Bayangkan bila di saat jam-jam sibuk, kota ini semakin semwrawut, bajaj, sepeda, mobil dan orang semua berjejalan. Belum lagi pasar kaget dan pedagang kaki lima yang selalu menjadi masalah utama kota Mumbai.
Sebanyak 23 trotoar melayang sudah selesai dan beroperasi sejak Agustus tahun ini. Beberapa warga senang dengan solusi ini. Satya Naraya, satu di antaranya. "Sekarang saya bisa berjalan kaki dengan tenang, tidak ada kemacetan, tidak ada yang menghalangi, dan mendapat udara yang lebih bersi," katanya.
Namun ada juga yang menentang solusi ini. Adalah arsitek Nitin Killawala yang berkampanye melawan pembangunan trotoar melayang ala Mumbai ini. Menurut dia pembangunan ini sama sekali tidak perlu. "Saya lebih memilih trotar yang semestinya, bukan melayang," katanya.
Pemerintah, kata Nitin, harus membuat trotar bersih dan hanya boleh dilintasi pejalan kaki pada pagi hari dan sore hari. "Negara-negara lain bisa, kenapa kami tidak," ujarnya.
0 comments:
Posting Komentar