Deputi Pimpinan Bank Indonesia Ambon, Bandoe Widiarto mengatakan, dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk memelihara kestabilan rupiah, BI membutuhkan informasi-informasi yang diperoleh melalui laporan rutin, hasil kajian, permintaan data secara khusus dan survei.
"Terkait survei yang dilaksanakan di wilayah kerja kantor BI Ambon, diklasifikasi dalam lima jenis yakni Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Konsumen (SK), Survei Pemantauan Harga Mingguan (SPHM) dan Survei Kredit Perbankan (SKP)," kata Bandoe Widiatso di Ambon, Rabu.
Dia mengatakan, survei tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi atau indikator dini mengenai tendensi atau kencenderungan permintaan konsumen dan memberikan masukan bagi perumusan kebijakan di kantor pusat dan Provinsi Maluku.
Selain itu, survei juga dimaksudkan untuk memperoleh informasi dini mengenai indikasi arah perkembangan ekonomi di sektor riil pada triwulan observasi dan prakiraan untuk triwulan berikutnya.
"Serta untuk mendapatkan informasi dan arah perkembangan kredit perbankan di Maluku sebagai salah satu masukan dalam memformulasikan kebijakan moneter," katanya.
Bandoe menjelaskan, hasil survei tersebut menyajikan informasi keyakinan konsumen terhadap perkembangan perekonomian baik nasional maupun regional. Khusus perkembangan ekonomi regional, ditinjau dari sisi penawaran.
"Hasil survei itu merupakan salah satu pendekatan atau proyeksi sikap konsumen, di samping sebagai komponen pembentuk `leading economy indicator," kata Bandoe.
Dia menjelaskan, SKDU telah dilaksanakan sejak awal 2004 dengan jumlah responden sebanyak 116 orang, tersebar di Kota Ambon, Masohi (Kabupaten Maluku Tengah), Piru (Seram Bagian Barat), Saumlaki (Maluku Tenggara Barat), Namlea (Buru), Bula (Seram Bagian Timur), Dobo (Kepulauan Aru) dan Tual.
"Begitu pun dengan SK yang dilaksanakan sejak 2004 secara triwulan. Namun sejak 2007 menjadi survei bulanan dengan jumlah responden 210 orang," kata Bandoe.
Sementara SKP dilakukan sejak 2007 dengan responden semua kantor cabang bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Adapun SPHM baru dilaksanakan sejak triwulan kedua 2010 secara mingguan dengan responden sembilan orang, tersebar di pasar tradisional dan modern.
Sumber : ANTARA
"Terkait survei yang dilaksanakan di wilayah kerja kantor BI Ambon, diklasifikasi dalam lima jenis yakni Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Konsumen (SK), Survei Pemantauan Harga Mingguan (SPHM) dan Survei Kredit Perbankan (SKP)," kata Bandoe Widiatso di Ambon, Rabu.
Dia mengatakan, survei tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi atau indikator dini mengenai tendensi atau kencenderungan permintaan konsumen dan memberikan masukan bagi perumusan kebijakan di kantor pusat dan Provinsi Maluku.
Selain itu, survei juga dimaksudkan untuk memperoleh informasi dini mengenai indikasi arah perkembangan ekonomi di sektor riil pada triwulan observasi dan prakiraan untuk triwulan berikutnya.
"Serta untuk mendapatkan informasi dan arah perkembangan kredit perbankan di Maluku sebagai salah satu masukan dalam memformulasikan kebijakan moneter," katanya.
Bandoe menjelaskan, hasil survei tersebut menyajikan informasi keyakinan konsumen terhadap perkembangan perekonomian baik nasional maupun regional. Khusus perkembangan ekonomi regional, ditinjau dari sisi penawaran.
"Hasil survei itu merupakan salah satu pendekatan atau proyeksi sikap konsumen, di samping sebagai komponen pembentuk `leading economy indicator," kata Bandoe.
Dia menjelaskan, SKDU telah dilaksanakan sejak awal 2004 dengan jumlah responden sebanyak 116 orang, tersebar di Kota Ambon, Masohi (Kabupaten Maluku Tengah), Piru (Seram Bagian Barat), Saumlaki (Maluku Tenggara Barat), Namlea (Buru), Bula (Seram Bagian Timur), Dobo (Kepulauan Aru) dan Tual.
"Begitu pun dengan SK yang dilaksanakan sejak 2004 secara triwulan. Namun sejak 2007 menjadi survei bulanan dengan jumlah responden 210 orang," kata Bandoe.
Sementara SKP dilakukan sejak 2007 dengan responden semua kantor cabang bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Adapun SPHM baru dilaksanakan sejak triwulan kedua 2010 secara mingguan dengan responden sembilan orang, tersebar di pasar tradisional dan modern.
Sumber : ANTARA
0 comments:
Posting Komentar