“
Dengan belajar kita menjadi powerful, menjadi mahluk yang berkuasa dalam bertindak”
Tepatnya Minggu lalu tanggal 30 October 2010, saya memulai kuliah S2 saya. Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, saya mendapat beasiswa S2 di bidang Creative Media Enterprise oleh 2 institusi yaitu IKJ (Institut Kesenian Jakarta) dan IDS (International Design School). Creative Media Enterprise adalah jurusan yang masih sangat jarang di Indonesia. Konsentrasi studinya adalah aspek berbasis bisnis dalam industri kreatif maupun aspek berbasis kreatifitas dalam berbagai industri, serta pemecahan masalah kehidupan masyarakat dan negara berbasis pemikiran kreatif. Cocok dengan saya yang bekerja di musik industri, dibawah payung industri kreatif, yang merupakan salah satu pemasok kegiatan ekonomi kreatif di Indonesia. Sayapun memulai kuliah saya dengan sukacita. Dengan sukaria. Dengan rasa syukur. Nikmatnya hidup, masih diberi kesempatan untuk belajar.
Saya mencintai kegiatan belajar. Menurut hemat saya, dengan belajar, kita dapat tumbuh berkembang, tidak hanya sekedar melangsungkan kehidupan dalam pekerjaan kita, tapi kehidupan kita sebagai manusia yang utuh. Dengan belajar kita menjadi powerful, menjadi mahluk yang berkuasa dalam bertindak, karena memiliki pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Tentu dalam kapasitas kita sebagai manusia. Kita tetap diberi ‘lahan’ oleh Tuhan dimana kita sebagai ‘tuan tanah’ dapat menggarap lahan kita. Tuhan, mempunyai kuasanya sendiri, namun itu tidak membuat kita jadi mahluk yang tidak berkuasa.
Tuhan melengkapi manusia dengan berbagai kemampuan, bukan agar manusia berdiam diri, tapi agar manusia sadar dan berkembang. Dan dengan kemampuan kita sebagai manusia, sebaiknya tidak kita sia-siakan, karena kita diberi kemampuan untuk selalu menjaga kehidupan. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak saja membuat kita dapat melangsungkan kehidupan, tetapi juga menjaga kehidupan dan merekreasikan kembali kehidupan, memberi kehidupan untuk terus melakukan regenerasi.
“
Belajar bukanlah hanya untuk sebuah pencapaian akademis, tetapi, belajar hendaknya membuat kita menjadi manusia yang bijak.”
Belajar juga merupakan cara kita membaktikan diri kepada hidup, jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari dapat meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang nurturing, bukan dengan cara yang menghancurkan. Untuk saya, belajar dan pengaplikasiannya terhadap berbagai sisi kehidupan saya, membuat saya berkembang sebagai manusia yang semakin utuh setiap harinya. Belajar bagi saya juga merupakan cara kita bersyukur, cara kita merawat kehidupan. Karena tanpa belajar dan tanpa penerapan dan pengolahan dari apa yang kita pelajari, hidup bisa mengalami stagnasi, dan berbagai hal bisa mengalami kerusakan dan kehancuran dalam hidup. Dengan kerap belajar, dan kerap mengaplikasikan olahan dari apa yang kita pelajari, nadi kehidupan terus berjalan.
Belajar, harus disertai tujuan yang jelas. Ada yang belajar untuk tujuan hobi, mengisi waktu luang. Ada juga yang belajar agar ilmunya bisa dipakai di dunia bekerja, untuk penghidupan dan untuk mempunyai kualitas kehidupan (misalnya dari segi ekonomi) yang baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Setiap orang mempunyai alasannya sendiri untuk belajar. Semua sah-sah saja. Namun memang akan lebih baik jika apa yang kita pelajari berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita maupun kualitas hidup orang lain, apakah itu keluarga, sahabat atau masyarakat. Ilmu dan ilmu pengetahuan hendaknya memberi manfaat bagi kehidupan.
Belajar tidak cukup berhenti dalam pencapaian akademis. Agar apa yang dipelajari berguna, kita harus mengolah apa yang dipelajari agar bisa digunakan dalam konteks kehidupan kita. Apakah itu untuk kehidupan dunia kerja, dan kehidupan lainnya. Jika ilmu dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari tidak kita olah, maka ilmu dan ilmu pengetahuan tersebut bisa menjadi tidak relevan dengan konteks kehidupan kita. Setelah belajar, harus ada kemampuan untuk mengolah ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, karena konteks kehidupan sangat beragam. Kemampuan mengolah berbagai hal yang telah dipelajari membutuhkan kemampuan analisa.
Setelah di olah dan di sesuaikan dengan konteks kehidupan yang sedang kita jalani, ilmu dan ilmu pengetahuan yang kita telah pelajari, kemudian dapat kita aplikasikan dalam konteks kehidupan kita. Pada saat kita aplikasikan tentu akan ada trial dan error. Akan ada hal yang ternyata berhasil kita aplikasikan, ada hal yang ternyata tidak berhasil kita aplikasikan. Itu adalah hal yang alami dari sebuah proses. Ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah di olah dan berhasil diaplikasikan, bisa kita pertahankan dan kembangkan, sambil melihat berbagai perubahan yang kerap terjadi. Penyesuaian terhadap berbagai perubahan akan selalu perlu kita lakukan. Ilmu dan ilmu pengetahuan yang sudah kita olah namun belum atau tidak berhasil di aplikasikan dalam konteks kehidupan kita, dapat kita evaluasi kembali agar dapat diperbaiki. Apa faktor yang membuatnya belum atau tidak berhasil.
Pada akhirnya hidup itu memang selalu berubah. Selalu berevolusi. Kita harus pandai menyikapinya. Belajar tidak akan ada gunanya jika kita kerap melakukan kesalahan dalam kehidupan. Seringkali kita melihat seseorang berpendidikan namun tidak cerdas dalam menyikapi hidup. Belajar bukanlah hanya untuk sebuah pencapaian akademis, tetapi, belajar hendaknya membuat kita menjadi manusia yang bijak. Bukan saja manusia yang sukses dalam karir. Tetapi, jika kita telaah, manusia yang sukses dalam bidangnya, ternyata mempunyai value atau nilai dasar kehidupan yang baik.
Coba saja kita membaca artikel tentang orang-orang yang sukses, biasanya mereka mempunyai nilai kehidupan yang mendasari kesuksesan mereka tersebut. Belajar jika disertai landasan atas nilai kehidupan, tentunya akan lebih baik dibanding belajar yang tidak didasari nilai dasar kehidupan. Jadinya seseorang bisa saja pintar, tapi tanpa dasar nilai kehidupan yang baik, apa yang dipelajari orang tersebut tidak membuat ia menjadi seseorang yang bijak, tidak membuatnya mempunyai kualitas hidup yang baik sebagai manusia seutuhnya. Kalau secara pribadi tidak bijak, apalagi dalam merespond situasi yang berkaitan dengan orang lain? Ilmu dan ilmu pengetahuan yang dipelajari seseorang sebaiknya meningkatkan kualitas terhadap dirinya dahulu, sebelum itu memberi manfaat bagi orang lain
Belajarlah, mengolah ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah di dapat, dan menerapkannya dalam hidup, serta kerap mengevaluasi serta mengadakan penyesuaian dalam perkembangannya. Untuk itu kita perlu berproses. Jangan hanya mengabadikan ilmu dan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari sebagai pencapaian akademis yang dipajang dan dimasukan dalam lemari kaca untuk dipandang-pandang, namun tidak memberi peningkatan kualitas diri kita sebagai manusia yang utuh, yang menyatu dengan alam semesta.
Belajar, mengolah, mengaplikasikan, dan mengembangkan. Mengembangkan, menyesuaikan, menghidupi, dan merawat kehidupan. Dengan merawat kehidupan, kita dapat merekreasikan kembali kehidupan.
sumber : http://id.omg.yahoo.com/blogs/kenapa-kita-belajar-maylaffayza-22.html
0 comments:
Posting Komentar